PENGARUH METODE CERAMAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI KELAS VIII
SMP ISLAM AL-ASMANIYAH
KELAPA DUA
KABUPATEN TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
STAI Muhammadiyah Tangerang
Di Susun Oleh:
MOCHAMMAD YAYAN
DIYANA
NIM : 04.05.020
NIMKO :
4271010104022
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
TAHUN AKADEMIK 2008
M/1429 H
ABSTRAKSI
Mochammad
Yayan Diyana, Pengaruh Metode Ceramah Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Islam Di Kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang.
Pendidikan
merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam peranannya di
masyarakat pada masa yang akan datang. Dan bagi seorang pendidik disamping
harus menguasai bahan dan materi pelajaran, tentu pula harus mengetahui
bagaimana cara materi pelajaran itu disampaikan.
Tujuan
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh metode ceramah
terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama islam.
Adapun
penelitian ini bertitik tolak pada pemikiran bahwa metode ceramah dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa jika seorang pendidik dapat menggunakannya
secara efektif dan efisien.
Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode survei dan menginventarisasikan teori-teori
yang berkaitan dengan metode ceramah yang diberikan kepada anak-anak usia
menengah pertama dalam mencapai prestasi belajar.
Untuk mengetahui
pengaruh metode ceramah terhadap prestasi belajar pendidikan agama islam di
kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, penulis
menggunakan rumus product moment dari Karl Person, sehingga dihasilkan
“r” hitung sebesar 0,14. Besar derajat hubungan antara dua variabel dalam
penelitian ini termasuk kategori lemah.
PERSETUJUAN
PENGARUH METODE
CERAMAH
TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI KELAS VIII SMP
ISLAM AL-ASMANIYAH KELAPA DUA
KABUPATEN
TANGERANG
Di Susun Oleh:
MOCHAMMAD YAYAN
DIYANA
NIM : 04.05.020
NIMKO : 4271010104022
Disetujui Oleh,
Pembimbing I
|
Pembimbing II
|
Drs. Suhardi,
M. Ag
NBM : 670725
|
Drs. Asep
Suhendar, M. Pd
NBM : 1037257
|
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi
Agama Islam Muhammadiyah
(STAIM) Tangerang
Drs. HM. Bay
Masruri, MM.
NBM : 603266
|
PENGESAHAN
Skripsi yang
berjudul “PENGARUH METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI KELAS VIII SMP ISLAM AL-ASMANIYAH KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG”
telah diujikan dan dipertahankan dalam sidang Munaqosah Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tangerang pada tanggal 25 September 2008.
Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S. Pd. I).
Tangerang,
14 Nopember 2008
Ketua
|
Sekretaris
|
Drs. Nana
Sukarna, M. Pd
NBM : 963481
|
H. Khoirul
Anwar, M. Pd
NBM : 963483
|
Tim Penguji
Penguji I
|
Penguji II
|
H. Khoirul
Anwar, M. Pd
NBM : 963483
|
Eti Kurniyati, MA
KTAA : 019402
|
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi
Agama Islam Muhammadiyah
(STAIM) Tangerang
Drs. HM. Bay
Masruri, MM
NBM : 603266
|
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Metode Ceramah
Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Kelas VIII SMP Islam
Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang”.
Penulis
memilih judul tersebut karena ingin mengetahui seberapa besar pengaruh antara
metode ceramah terhadap prestasi belajar siswa.
Penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Penulis
menyadari bahwa sebuah keberhasilan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik bantuan moril maupun material . Untuk itu dengan hati yang tulus dan
ikhlas penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. H. M. Bay Masruri, MM.
selaku Ketua STAI Muhammadiyah Tangerang yang telah membimbing dan memberi
penghargaan serta memberi semangat kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Muhammadiyah Tangerang dalam melaksanakan dan menyelesaikan perkuliahan.
2.
Drs. Nana Sukarna, M. Pd. selaku
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang telah memberi dukungan dan
semangat kepada mahasiswa dalam menjalani perkuliahan di STAI Muhammadiyah
Tangerang.
3.
Drs. H Khoirul Anwar, M. Pd.
Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan perkuliahan di STAI Muhammadiyah Tangerang.
4.
Bapak Drs. Suhardi, M. Ag, selaku
pembimbing I yang tak kenal lelah memberikan bimbingannya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsinya.
5.
Bapak Drs. Asep Suhendar, M. Pd
selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan perhatian dan bimbingan kepada
penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan penulisannya sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
6.
Kepada para Dosen yang mengajar di
STAI Muhammadiyah Tangerang yang telah mencurahkan ilmu mereka dan bimbingan
mereka kepada mahasiswa yang menjalankan perkuliahan di STAI Muhammadiyah
Tangerang.
7.
Staf Tata Usaha yang telah
memberikan bimbingan dan pelayanan administrasi kepada penulis selama
menjalankan perkuliahan di STAI Muhammadiyah Tangerang.
8.
Ayahanda Drs. Adung Zapen S. Ag,
Ibunda Ursih Suhaemi, Kakanda dan Adinda, serta semua keluarga yang tercinta
yang telah memberikan dorongan baik moril maupun material sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan di STAI Muhammadiyah Tangerang, mudah-mudahan
selalu diberikan rahmat dan hidayah oleh-Nya, Amin.
9.
Bapak H. Achmad Sholihan selaku
Ketua Yayasan SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang, yang telah menerima
dan membantu penulis dalam menjalani penelitian di SMP Islam Al-Asmaniyah
Kelapa Dua Tangerang, untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10.
Ibu Hj. Tuti Kholilah S. Pd. I,
selaku Kepala Sekolah SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang, yang telah
membantu penulis selama menjalani penelitian di SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa
Dua Tangerang.
11.
Barudak KOMIT (Komunitas
Mahasiswa Islam Tangerang), Amami, Haji Ade, Dudi, Hadad, Dede, Aming, teu
hilaf kang Juhro Kumis bos kopi nu
sarereana tos nyemangatan ka abdi, hatur nuhun sadayana.
12.
Rekan-rekan IRKIT (Ikatan
Remaja Kitri Bhakti) yang selalu senantiasa memberikan semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13.
Teman-teman seperjuangan Pencak
Silat NIZITSU Kitri Bhakti. Wabil Khusus guru besar Ustad Andri AMB,
semoga panjang umur dan dimudahkan rezekinya. Amin.
14.
Teman dan keluarga Renie Hanafiah
A. Ma yang selalu mendorong semangat penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini tepat pada waktunya, hatur nuhun moga panjang umur, sehat
selalu, murah rezekina, saleureusnamah aa sayang ka neng.
15.
Rekan-rekan Bengkel Putra Yoga
Sport, Jilay, Joyo, Gendut, Qoqo, Odong, Betet, Batak, Mame, Karim, Toge,
Didin, Wiwik, Zuki, Zaka, Pe’ung, Pandir, Peot. Maju Terus euy pantang mundur.
16.
Rekan-rekan DIKLAT UNITED FOOTBALL
CLUB serta seluruh Diklat Mania dimanapun berada sukses dan damai selalu.
17.
Rekan-rekan di Jurusan Pendidikan
Agama Islam, serta segenap sahabat, dan semua pihak yang selalu memberikan
semangat dan dukungan dalam bentuk apapun yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih semuanya.
Akhirnya kepada mereka senantiasa penulis berharap semoga Allah
SWT membalas budi baik tersebut dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.
Tangerang, 22 Agustus 2008
Penulis
DAFTAR
ISI
ABSTRAKSI
............................................................................................................... i
PERSETUJUAN
SKRIPSI ........................................................................................ ii
PENGESAHAN
........................................................................................................... iii
KATA
PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR
ISI ................................................................................................................ viii
DAFTAR
TABEL ....................................................................................................... xi
BAB
I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
BAB
II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ........................................................................... 8
A. Deskripsi Teori .............................................................................................. 8
1. Proses Belajar Mengajar ........................................................................... 8
1.1. Pengertian Belajar ........................................................................... 8
1.2. Pengertian Mengajar ....................................................................... 11
1.3. Pengertian Proses Belajar Mengajar ................................................ 13
2. Metode Ceramah ..................................................................................... 14
2.1. Pengertian Metode Ceramah .......................................................... 14
2.2. Macam-macam Metode .................................................................. 16
2.3. Keunggulan Dan Kelemahan Metode Ceramah ............................. 18
2.4. Model Mengajar Menggunakan Metode Ceramah ......................... 22
3. Prestasi Belajar ......................................................................................... 26
3.1. Pengertian Prestasi Belajar .............................................................. 26
3.2. Jenis-jenis Belajar ............................................................................ 28
3.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi
Belajar ...................... 29
4. Pendidikan Agama Islam ......................................................................... 31
4.1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................. 31
4.2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ...................................... 31
4.3. Kebutuhan Manusia Pada Agama .................................................. 36
4.4. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................... 37
B. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 38
C. Perumusan Hipotesis ..................................................................................... 39
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 41
A. Tujuan Khusus Penelitian .......................................................................... 41
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................................... 41
C. Metode Penelitian ...................................................................................... 42
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 42
E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................................... 44
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 45
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 47
H. Rancangan Uji Hipotesis ........................................................................... 48
BAB
IV HASIL PENELITIAN ................................................................................. 52
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian..................................................................
52
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islam
Al-Asmaniyah ........................ 52
2. Visi Dan Misi ........................................................................................ 52
3. Keadaan Siswa, Guru, Dan Karyawan ................................................. 53
B. Pengolahan Data.........................................................................................
55
C. Hasil Penelitian...........................................................................................
61
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 63
A. Kesimpulan ................................................................................................ 63
B. Saran-saran ................................................................................................. 64
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
|
Halaman
|
|
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
|
Tabel populasi
berdasarkan jenis kelamin
Interpretasi
terhadap angka indeks korelasi
Keadaan
siswa/I kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang
Data personal
SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang
Keadaan sarana
dan prasarana SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang
Hasil angket
variabel x
Data prestasi
variabel y
Perhitungan
untuk memperoleh angka indeks korelasi antara metode ceramah (variabel x)
dengan prestasi belajar siswa (variabel y)
|
44
49
53
53
54
55
57
58
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh
penting untuk perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa, serta
pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan siswa yang dapat berperan dalam
masyarakat yang akan datang, baik
sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat, hal tersebut bisa dilakukan
melalui pemberian bimbingan, pelatihan dan pengajaran.
Pendidikan juga merupakan kebutuhan setiap warga negara
yang selalu mendambakan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai unsur
pokok dalam pembangunan negara. Pendidikan nasional suatu negara mempunyai
tujuan tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di
Indonesia
tertuang dalam Undang-undang sistem pendidikan pasal 3 tahun 2003 yang
berbunyi:
“Pendidikan nasional berpungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”[1]
|
Pembelajaran yang terjadi sekarang ini secara umum di
sekolah menunjukan bahwa banyak siswa yang datang ke sekolah secara terpaksa,
karena sistem pembelajaran yang cenderung menggunakan sistem yang mengikat.
Untuk itu agar perasaan terpaksa dalam dalam belajar tidak berlanjut, maka
sekolah harus melakukan perubahan-perubahan dalam kerangka berpikir pendidik dan
para siswanya.
Para pendidik di
sekolah sebagai penanggung jawab pembelajaran dalam institusi, sekolah harus
membuat terobosan-terobosan pengajaran untuk memecahkan problematika belajar
para siswanya. Setelah itu pendidik memberikan teknik-teknik belajar kepada
siswa tentang bagaimana cara belajar yang baik. Dan dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan serta mengasyikan
bagi para siswa, maka para pendidik diharapkan dapat menggunakan
metode-metode belajar yang sesuai. Dengan demikian perlu bagi para pendidik mengadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pengajaran dan pendidikan mencapai
sasaran yang tepat sesuai dengan yang diinginkan.
Efektivitas pembelajaran tidak bisa terjadi dengan
sendirinya, tetapi harus diusahakan oleh para pendidik melalui upaya penciptaan
kondisi belajar mengajar yang kondusif. Setidak-tidaknya ada tiga langkah yang
seharusnya dilakukan pendidik dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang
efektif, yakni:
1. Membangun motivasi siswa.
2. Melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Pandai menarik minat dan perhatian siswa.
Sementara itu penggunaan metode untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dalam proses belajar mengajar sudah baik, dan faktor-faktor
belajar siswa juga berjalan dengan baik. Dan bila semuanya sudah berjalan
dengan baik, maka diharapkan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.
Dari uraian latar belakang masalah di atas penulis
tertarik untuk menelitinya dengan mengambil judul skripsi “Pengaruh Metode
Ceramah Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Kelas VIII SMP
Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
di atas, maka diajukan beberapa pertanyaan yang antara lain:
- Apakah metode ceramah mempengaruhi prestasi belajar siswa?
- Apakah prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh guru?
- Berapa besar pengaruh guru terhadap prestasi belajar siswa?
- Apakah terdapat hubungan yang positif anatara metode ceramah dan prestasi belajar siswa?
- Bagaimana tingkat penguasaan guru terhadap metode mengajarnya?
C. Pembatasan Masalah
Metode ceramah adalah salah satu metode mengajar yang
banyak digunakan oleh pendidik, karena dinilai lebih mudah dimengerti dan
dicerna oleh para siswa hanya bagaimana pendidik menggunakannya. Namun perlu
diketahui bahwa metode ceramah juga mempunyai kekurangan dan kelebihannya bagi
seorang pendidik dan siswa. Adapun kekurangan dari metode ceramah ini siswa
akan mudah mengalami kejenuhan dalam proses belajarnya dan metode ceramah
cenderung menempatkan posisi siswa sebagai pendengar dan pencatat. Metode
ceramah mempunyai kelebihan dalam hal penyampaian, karena pendidik mampu
menyampaikan pengetahuan yang belum pernah diketahui siswa. Kemampuan ini
menjadi optimal jika dikembangkan pola interaksi timbal balik antara pendidik
dan siswa.
Namun dalam hal ini masih ada faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi metode ceramah dengan prestasi belajar siswa, seperti halnya
faktor lingkungan anak didik, alat sarana dan prasarana sekolah, maupun
motivasi yang ada dari peserta didik itu sendiri, seperti motivasi internal
atau motivasi yang datang dari dalam diri siswa dan motivasi eksternal atau
motivasi yang datang dari luar diri siswa.
Dalam proses mengajar ada beberapa metode mengajar yang dilakukan
oleh guru, diantaranya:
1.
Metode Seminar
2.
Metode Ceramah
3.
Metode Praktikum
4.
Metode Diskusi
5.
Metode Karya Wisata
Adapun dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada
pengaruh metode ceramah terhadap prestasi belajar pendidikan agama islam.
Dengan adanya strategi belajar mengajar menggunakan
metode ceramah maka para siswa akan aktif dalam kegiatan pembelajaran, dengan
demikian dapat mencetak siswa yang berprestasi dan memiliki kredibilitas
pengetahuan. Sehingga SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
adalah institusi atau lembaga pendidikan umum yang mengintegrasikan kurikulum
pendidikan umum yang orientasinya menciptakan pendidikan yang bermutu, islami,
dan membentuk pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia. Dengan didukung
tenaga terampil dan professional.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas diharapkan
dalam penelitian ini penulis memperoleh informasi dan data yang akurat terutama
mengenai:
- Apakah ada pengaruh antara metode ceramah terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam di kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang?
Dengan demikian maka dalam perumusan masalah ini menjadi
suatu hal pokok dalam proses pencarian data, penulis hanya memfokuskan pada
masalah pokok di atas serta faktor-faktor pendukung lain yang kiranya dapat
membantu demi kelancaran terselesainya skripsi ini.
E. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian tentu ada manfaatnya,
adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
- Bagi pendidik bidang studi pendidikan agama Islam agar dapat menggunakan metode yang tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
- Hasil penelitian ini berupa objektif mengenai masalah-masalah metode ceramah yang berhubungan dengan prestasi belajar di sekolah. Sehingga diharapkan hasil penelitian ini berguna sebagai wacana berpikir dalam membantu meningkatkan kinerja pendidik sehingga terciptanya pendidikan yang berkualitas.
BAB
II
DESKRIPSI
TEORI KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi
Teori
1. Proses Belajar Mengajar
1.1 Pengertian Belajar
Kata belajar bukanlah sesuatu yang
asing didengar ditelinga guru, orang tua siswa dan orang-orang yang terlibat
dalam dunia pendidikan, baik langsung maupun tidak langsung. Tetapi apabila
ditanyakan “apakah belajar itu?”, tentu akan ditemukan jawaban yang beraneka
ragam tentang pengertian belajar. Keanekaragaman tersebut dipahami sebagai
sesuatu yang wajar, karena hal ini menyangkut kepada sudut mana orang memandang
tentang pengertian belajar itu sendiri.
|
James O. Whittaker, misalnya,
merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman.[1]
Secara bahasa, kata belajar dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia diartikan dengan “berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya
mendapat kepandaian”.[2]
Kepandaian itu sendiri di dalam kamus tersebut dapat diartikan dengan
kepintaran (hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan), dan kecakapan
(hal-hal yang berhubungan dengan perilaku dan tindakan).[3]
Dengan demikian pengertian
belajar adalah melakukan usaha atau pelatihan dan sebagainya dengan sengaja
supaya mendapatkan kepintaran, kemahiran, dan kecakapan.
Adapun untuk memahami makna belajar secara terminologi
(istilah), penulis memandang perlu untuk mengemukakan beberapa definisi tentang
belajar yang diberikan oleh beberapa ahli pendidikan diantaranya:
a) Menurut Arthur T. Jersilt belajar adalah “modification
of behavior through experience and
training” yaitu perubahan atau
membawa akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan
latihan atau karena mengalami latihan.[4]
b) Hilgard dan Bower, dalam bukunya “Theories Of Learning”
(1975) mengemukakan, “belajar adalah hubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan, atau kecenderungan respon pembawaan kematangan atau keadaan-keadaan
sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”.[5]
c) Gagne, dalam bukunya “The Condition Of Learning”
(1977) menyatakan bahwa, belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatannya
berubah dari waktu kewaktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia
mengalami situasi tadi”.[6]
d) M. Arifin M. Ed mengatakan bahwa belajar adalah
suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa
bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada
kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu.[7]
e) Menurut Howard L Kingsley, belajar adalah suatu
proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui
praktikal atau latihan.[8]
f) Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang
belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.[9]
Dari beberapa pengertian di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan dan
perubahan tingkah laku secara sengaja dengan melalui pengamatan dan penelitian
sehingga memperoleh perilaku baru atau meningkatkan perilaku yang telah ada.
1.2 Pengertian Mengajar
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi
guru. Konsekuensi tanggung jawab guru juga berat. Di kelas, guru akan
berhadapan dengan sekelompok anak didik dengan segala persamaan dan
perbedaannya. Sikap dan perilaku anak didik bervariasi dengan indikator
pendiam, suka bicara, suka mengganggu, aktif belajar, gemar menggambar, gemar
menulis, malas, dan sebagainya. Sebagai anak didik mereka masih memerlukan
bimbingan dan pembinaan dari guru supaya menjadi anak yang cakap, aktif,
kreatif, dan mandiri serta bertanggung jawab atas perbuatannya.[10]
Mengajar juga sebagai profesi
menjadikan tugas guru secara langsung menyentuh manusia menyangkut kepentingan
dan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan dan kemandirian
melalui proses pembelajaran. Pengajaran yang dilakukan oleh guru itu
dilaksanakan dalam interaksi edukatif antara guru dan murid yaitu antara
keadaan internal dan proses kognitif siswa. Proses kognitif tersebut
menghasilkan suatu hasil belajar yang terdiri dari informasi verbal,
keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikaf, dan siasat kognitif. Karena
itu guru menempati posisi yang lebih penting, karena ia akan membawa
murid-muridnya ke arah tujuan yang telah ditetapkan.[11]
Dalam buku “Strategi Belajar Mengajar” karangan W. Gulo menyatakan bahwa mengajar adalah suatu usaha
untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
secara optimal.[12]
Sedangkan Prof. Dr. H. Ramayulis menguraikan pendapat
dari dua ahli pendidikan mengenai pengertian belajar, yaitu:
Menurut H. M. Arifin, merumuskan mengajar sebagai suatu
kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima,
menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Menurut Rostiyah NK. Menyatakan mengajar adalah
bimbingan kepada anak dalam proses belajar.[13]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
tingkah dan fase yang dilalui anak atau sasaran didik dalam mempelajari sesuatu
melalui bimbingan yang diberikan oleh pendidik untuk menghasilkan suatu
perubahan tingkah laku pada diri anak, baik asfek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
1.3 Pengertian Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian
yang lebih luas, karena dalam proses belajar mengajar tersimpan adanya satu
kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang
mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Untuk lebih memahami tentang pengertian proses belajar
mengajar Drs. Moh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Professional”
menguraikannya sebagai berikut:
Proses dalam pengertiannya di sini merupakan interaksi
semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan
dalam ikatan untuk mencapai tujuan, dan guru bertindak sebagai fasilitator yang
berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.[14]
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu, dan
individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian terdapat kata perubahan yang
berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami
perbedaan tingkah laku, baik asfek pengetahuannya, keterampilannya, maupun
aspek sikapnya.
Sedangkan mengajar merupakan suatu perbuatan yang
memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat karena pada prinsipnya
mengajar adalah suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya
dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, proses belajar mengajar
adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan pendidik dengan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Metode Ceramah
2.1 Pengertian Metode Ceramah
Metode yang diberikan oleh beberapa ahli
diantaranya: Pengertian metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah “thariqah”
yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Dalam filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.[15]
Sedangkan secara terminologi (istilah) Prof. Dr.
H. Ramayulis dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam” mengemukakan beberapa
definisi tentang metode yang diberikan oleh beberapa ahli diantaranya.
1) Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2) Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah
cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
3) Al-Abrasy mendefinisikan pula bahwa metode adalah jalan yang kita
ikuti untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala macam
metode dalam berbagai pelajaran.[16]
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa metode adalah jalan atau cara yang harus dimiliki dan dipergunakan oleh
seorang pendidik dalam menyampaikan pendidikan dan pengajaran kepada peserta
didik agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
Mengenai pengertian ceramah Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd
menjelaskan bahwa ceramah adalah penuturan lisan dari guru kepada peserta
didik, ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata
sering mengaburkan dan kadang-kadang ditafsirkan salah.[17]
Metode ceramah yang berasal dari kata lecture,
memiliki arti dosen atau metode dosen, karena metode ini lebih banyak
dipergunakan dikalangan dosen, dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan
dengan ceramah dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa
yang mengikuti perkuliahan.[18]
Sedangkan menurut Dra. H. Zuhairini dan kawan-kawan
menjelaskan metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara
menyampaikan pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan penerangan
dan penuturan secara lisan.[19]
Dari pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa metode ceramah adalah jalan atau cara yang dipergunakan oleh
seorang pendidik dalam menyampaikan pendidikan dan pengajaran dengan penerangan
dan penuturan lisan.
2.2 Macam-macam Metode
Mendidik disamping memberi ilmu juga sebagai “suatu
seni”. Seni mendidik atau mengajar di sini yang dimaksudkan adalah keahlian di
dalam penyampaian pendidikan atau pengajaran (metode mengajar).
Dalam pendidikan islam metode mengajar dengan
menggunakan metode yang umum bisa saja digunakan asalkan tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip yang mendasarinya yaitu Al-Quran dan Al-Hadits.
Metode-metode tersebut diantaranya:
1.
Metode Ceramah
2.
Metode Diskusi
3.
Metode Tanya Jawab
4.
Metode Demonstrasi
5.
Metode Karya Wisata
6.
Metode Penegasan
7.
Metode Pemecahan Masalah
8.
Metode Simulasi
9.
Metode Eksperimen
10. Metode Unit
11. Metode Sosio Drama
12. Metode Kelompok
13. Metode Studi Kemasyarakatan
14. Metode Modul
15. Metode Berprogram[20]
Menurut Drs. Martinis Yamin, M. Pd dalam bukunya “Strategi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi” mengutarakan berbagai metode intruksional
yang memungkinkan diterapkan di dalam kelas. Metode-metode tersebut
diantaranya:
1.
Metode Ceramah
2.
Metode Demonstrasi Dan Eksperimen
3.
Metode Tanya Jawab
4.
Metode Penampilan
5.
Metode Diskusi
6.
Metode Studi Mandiri
7.
Metode Pembelajaran Terprogram
8.
Metode Latihan Bersama Teman
9.
Metode Simulasi
10. Metode Pemecahan Masalah
11. Metode Studi Kasus
12. Metode Insiden
13. Metode Praktikum
14. Metode Proyek
15. Metode Bermain Peran
16. Metode Seminar
17. Metode Simposium
18. Metode Tutorial
19. Metode Deduktif
20. Metode Induktif[21]
Sebenarnya masih banyak metode–metode pembelajaran yang
ditemui oleh para ahli pembelajaran atau oleh para pendidik yang telah
berpengalaman mengajar beberapa tahun. Tetapi hal yang penting dalam metode
ialah seorang pendidik mengerti akan fungsi dan langkah-langkah pelaksanaan
metode mengajar. Karena setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian
dengan tujuan belajar yang ingin dicapai dan dapat dijadikan pendorong
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
2.3 Keunggulan Dan Kelemahan Metode Ceramah
Biasanya seorang pendidik untuk mencapai tujuan
intruksionalnya dengan menggunakan kata-kata. Bagaimanakah seorang guru
mengorganisasikan kegiatan verbalnya itu dengan sebaik-baiknya agar dapat
menolong peserta didiknya belajar. Salah satu cara yang dapat dipergunakan guru
yaitu berceramah. Setiap penyajian informasi secara lisan dapat di sebut
ceramah baik yang formal, maupun yang nonformal.
Ceramah sebagai metode pengajaran
memiliki keunggulan-keunggulan dan juga kelemahan.
Menurut W. Gulo keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh metode ceramah antara lain:
1)
Hemat dalam penggunaan waktu dan
alat. Melalui ceramah, bahan yang banyak dapat disampaikan dalam waktu singkat.
Alat (termasuk media) yang digunakan juga cukup sederhana.
2)
Mampu membangkitkan minat dan
antusias siswa. Dengan ceramah, maka informasi tidak hanya disampaikan melalui
kata-kata atau pembicaraan saja, tetapi penampilan guru secara utuh sebagai
penceramah merupakan alat komunikasi. Dengan demikian, informasi diterima bukan
hanya dari apa yang di dengar, tetapi juga dari apa yang di lihat (misalnya
mimik, gerak-gerik dan kesungguhan pembicara), dan dari apa yang dirasakan
dalam kontak pandang antara guru dan siswa.
3)
Membantu siswa untuk mengembangkan
kemampuan mendengarnya. Mendengar itu sendiri dapat terjadi dalam tiga bentuk.
Pertama,
mendengar secara marginal, yaitu mendengar sambil memperhatikan hal-hal
lain. Contohnya, mendengar seseorang sambil membaca koran, atau sambil
mengerjakan pekerjaan lain.
Kedua,
mendengar evaluatif, yaitu mendengar sambil menilai informasi yang
didengar dari yang bersangkutan menurut sudut pandang pendengar. Mendengar cara
ketiga ialah mendengar proyektif, yaitu mendengar dengan menempatkan
diri pada jalan pikiran si pembicara sehingga informasi yang didengar,
diterima, dan dipahami dari sudut si pembicara.
4)
Merangsang kemampuan siswa untuk
mencari informasi dari berbagai sumber.
5)
Mampu menyampaikan pengetahuan
yang belum pernah di ketahui siswa. Kemampuan ini terjadi optimal jika
dikembangkan pola interaksi timbal balik antara guru dan siswa.[22]
Di samping keunggulan-keunggulan tersebut di atas W.
Gulo juga menguraikan tentang kelemahan-kelemahan yang membatasi kemampuan itu
sendiri. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
1)
Ceramah cenderung pada pola
strategis ekspositorik yang berpusat pada guru, pola interaksi cenderung
pada komunikasi satu arah, dengan demikian sukar bagi guru untuk mengetahui
dengan pasti sejauh mana siswa memahami informasi yang telah disampaikannya.
Peluang terjadinya miscomunication cukup besar. Tidak ada atau kecil
peluang bagi siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif karena ia “dipaksa”
berpikir mengikuti jalan pikiran guru.
2)
Metode ceramah cenderung
menempatkan posisi siswa sebagai pendengar dan pencatat.
3)
Keterbatasan kemampuan pada
tingkat rendah.
4)
Proses ceramah berlangsung menurut
kecepatan bicara dan logat bahasa yang dipakai oleh guru. Ada guru yang berbicara cepat sehingga sukar
di ikuti oleh siswa. Ada
juga guru yang logat bahasanya dipengaruhi oleh bahasa daerah sehingga sukar
ditanggap oleh siswa dari daerah lain.[23]
Dra. H. Zuhairini dan kawan-kawan juga menguraikan
mengenai keunggulan dan kelemahan metode ceramah, keunggulannya antara lain:
1)
Dalam waktu relatif singkat dapat
disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
2)
Organisasi kelas lebih sederhana,
tidak perlu mengadakan pengelompokan murid-murid seperti pada metode lain.
3)
Guru dapat menguasai seluruh kelas
dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup banyak.
4)
Apabila penceramah berhasil dengan
baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang kontruksif, yang merangsang
murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
5)
Metode ini lebih fleksibel dalam
arti bahwa jika waktu terbatas (sedikit) bahan dapat dipersingkat, diambil yang
penting-penting saja, dan sebaliknya apabila waktunya memungkinkan (banyak)
dapat disampaikan bahan yang banyak dan mendalam.[24]
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode ceramah ini
antara lain:
1)
Guru sukar untuk mengetahui
pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan.
2)
Kadang-kadang guru sangat mengejar
disampaikannya bahan sebanyak-banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat
pemompaan.
3)
Pendengar cenderung menjadi pasif
dan ada kemungkinan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, sebab guru
menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan.
4)
Apabila penceramah tidak
memperhatikan segi-segi psikologis dan didastis dari anak didik, ceramah dapat
bersifat melantur-lantur dan membosankan.[25]
Suasana belajar mengajar tidak efektif apabila pola
komunikasi yang terjadi hanya satu arah, yakni dari guru kepada siswa. Menurut
pandangan modern, efektivitas pemelajaran sangat ditentukan oleh pola
komunikasi multitrafic (multitrafic communication). Dalam pola
komunikasi multitrafic ini, komunikasi terjadi antara guru dan siswa serta
siswa dan siswa.
Dengan pola komunikasi seperti ini, antara siswa dan
guru maupun siswa dan siswa lainnya terjadi pertukaran (sharing)
pengetahuan dan pengalaman sehingga proses belajar mengajar lebih bermakna.
Untuk menciptakan pola semacam ini, guru harus memiliki
beberapa keterampilan sebagai berikut:
1)
Memiliki keterampilan bertanya
yang meliputi pertanyaan menggiring, pertanyaan untuk merangsang siswa berpikir
dan mengemukakan gagasan, pertanyaan mengarahkan, dan pertanyaan yang bersifat
mengendalikan arus komunikasi.
2)
Memiliki keterampilan memberikan reward
dan bentuk-bentuk penghargaan atas pendapat, gagasan, dan pertanyaan siswa.
3)
Terampil dalam memilih dan
mempergunakan metode dan media pemelajaran yang mendukung terjadinya pola
komunikasi multitrafic.
4)
Memiliki keterampilan memilih dan
menyampaikan permasalahan yang dapat merangsang siswa mau berpikir dan
melibatkan emosi dalam pemelajaran.
5)
Memahami dan mampu menerapkan pola
pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dengan segenap metode dan media yang
mendukungnya.[26]
Jadi untuk meningkatkan keefektifan
pengajaran dengan metode ceramah, maka disamping memanfaatkan keunggulannya,
juga diupayakan mengatasi kelemahan-kelemahannya.
2.4 Model Mengajar Menggunakan Metode Ceramah
Untuk menjadikan ceramah itu menjadi
metode yang baik, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1)
Metode ceramah digunakan jika
jumlah khalayak cukup banyak
2)
Metode ceramah dipakai jika guru
akan memperkenalkan materi pelajaran baru
3)
Metode ceramah dipakai yang
khalayaknya telah mampu menerima informasi melalui kata-kata
4)
Sebaiknya ceramah diselingi oleh
penjelasan melalui gambar dan alat-alat visual lainnya
5)
Sebelum ceramah dimulai, sebaiknya
guru berlatih dulu memberikan ceramah.[27]
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah
metode ceramah paling populer dikalangan para pendidik. Sebelum metode lain
yang dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling dulu digunakan, hanya
bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien. Oleh karena itu
disarankan agar para pendidik dapat mengikuti langkah-langkah penggunaan metode
ceramah di bawah ini:[28]
1) Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan
dengan cara sebagai berikut:
a)
Menjelaskan tujuan lebih dulu
kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik mengetahui arah
kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan motivasi
belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka.
b)
Setelah itu baru dikemukakan
pokok-pokok materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
melihat luasnya bahan pelajaran yang akan dipelajarinya.
c)
Memancing pengalaman peserta didik
yang cocok dengan materi yang akan dipelajarinya. Caranya ialah dengan
pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian mereka.
2) Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:
a)
Perhatian peserta didik dari awal
sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat mengajar memberi
bantuan sepenuhnya dalam memelihara perhatian peserta didik kepada
pelajarannya.
b)
Menyajikan pelajaran secara
sistematis, tidak berbelit-belit dan tidak meloncat-loncat.
c)
Kegiatan belajar mengajar
diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan
mendengarkan, tetapi berilah kesempatan untuk berpikir dan berbuat. Misalnya
pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, atau melihat
peragaan.
d)
Memberi ulangan pelajaran kepada response,
jawaban yang salah dan benar perlu ditanggapi sebaik-baiknya.
e)
Membangkitkan motivasi belajar
secara terus menerus selama perjalanan berlangsung. Motivasi belajar akan
selalu tumbuh jika sesuatu belajar menyenangkan.
f)
Menggunakan media pelajaran yang
variatif, yang sesuai dengan tujuan pelajaran.
3) Menutup pelajaran pada akhir pelajaran. Kegiatan
perlu diperhatikan pada penutupan itu adalah sebagai berikut:
a)
Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran
yang telah diberikan, dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan guru.
b)
Memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan terutama mengenai
hubungan dengan pelajaran lain.
c)
Melaksanakan penilaian secara komprehensif
untuk mengukur perubahan tingkah laku.
Dalam memberikan suatu ceramah seharusnya menggunakan gaya percakapan yang
antusias, dan ceramah juga harus disampaikan dengan suara yang cukup nyaring.
Banyak guru yang berbicara terlalu lemah, sehingga kelas gaduh. Hal ini dapat
menimbulkan frustasi pada siswa yang tidak pandai menangkap arti kata-kata yang
di ucapkan oleh guru.
Bahaya lain yang tersembunyi yaitu kecenderungan
guru-guru yang biasa menggunakan bahasa yang hanya dipahami oleh kalangan
tertentu. Ini sering dilakukan untuk menunjukan bahwa mereka cerdas,
berpendidikan tinggi. Padahal sebenarnya sebagian besar dari mereka tidak
memahaminya. Seharusnya jika ingin menggunakan kata-kata baru, terlebih dahulu
seorang guru harus memberikan definisinya.
Teknik lain yaitu menggunakan gerakan badan, karena
banyak guru dalam pelaksanaan mengajar hanya terpaku di mejanya. Mereka tidak
pernah berjalan-jalan diantara tempat duduk siswanya. Penceramah seharusnya
bebas bergerak, dengan demikian, ia dapat menarik perhatian siswa-siswanya
(seperti sasaran yang bergerak), disamping dapat juga mengetahui apa yang
sedang dilakukan oleh siswa-siswanya.
Selanjutnya, begitu memulai pelajaran tataplah muka para
siswa adakanlah kontak mata, mereka akan lebih tertarik bila melihat gurunya
memberikan perhatian kepada mereka. Selain itu perlu juga dihindarkan
kebiasaan-kebiasaan bicara yang kiranya dapat mengganggu mereka. Karena bila
digunakan secara berlebihan sudah pasti sangat merugikan. Nada suara yang
monoton pun dapat membelokan perhatian terhadap materi pelajaran.
Dalam pendidikan agama islam metode ceramah dapat
digunakan hampir pada semua bahan atau materi, baik yang menyangkut masalah
aqidah, syari’ah maupun akhlak. Hanya saja pelaksanaannya atau penerapannya
harus dilengkapi dengan metode-metode lain yang sesuai.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa metode
ceramah adalah metode yang sangat sederhana, tetapi justru karena
kesederhanaannya inilah metode ini paling banyak digunakan, dan metode ceramah
ini dapat menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan apabila digunakan
secara efektif dan efisien.
3. Prestasi Belajar
3.1 Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar, sebelum mengetahui pengertian prestasi belajar secara integral,
penulis terlebih dahulu akan menguraikan pengertian prestasi dan belajar secara
terpisah.
Secara bahasa, kata prestasi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan dengan hasil yang telah dicapai.[29]
Dalam kamus bahasa Indonesia yang lain mengartikan
prestasi adalah hasil yang telah dicapai melebihi kemampuan.[30]
Dari dua pengertian di atas, maka dapat di ambil
kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari suatu yang kita
kerjakan.
Mengenai pengertian belajar, pada pembahasan sebelumnya
penulis telah membahas banyak pengertian tentang belajar dan menyimpulkan bahwa
belajar adalah penambahan pengetahuan dan perubahan tingkah laku secara sengaja
dengan melalui pengamatan dan penelitian sehingga memperoleh perilaku baru atau
meningkatkan perilaku yang telah ada.
Dari pengertian prestasi dan belajar di atas, dapat
dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil penilaian tugas-tugas yang
dilakukan dalam bentuk angka-angka.[31]
A. Tabroni Rusyan menyebutkan prestasi belajar yang
dicapai individu merupakan interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi, baik
dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).[32]
Faktor internal adalah yang telah ada dalam diri
seseorang sebagai pembawaan sejak lahir seperti kecerdasan, sedangkan faktor
eksternal adalah yang datang dari luar, dari hasil belajar dan bimbingan guru,
orang tua maupun masyarakat disekitarnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor dan potensi yang dimilikinya.
3.2 Jenis-jenis Belajar
Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk
mendapatkan perubahan itu bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar
mempunyai ciri masing-masing. Para ahli dengan
melihat ciri-ciri yang ada di dalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar
ini. Oleh karena itu, sampai saat ini belum ada kesepakatan atau keseragaman
dalam merumuskannya. A. De Block misalnya berbeda dengan C. Van Parreren dalam
merumuskan sistematika jenis-jenis belajar. Demikian juga antara rumusan
sistematika jenis-jenis belajar yang dikemukakan oleh C. Van Parreren dengan
Robert M. Gagne antara lain:
1)
Belajar Arti Kata-kata
2)
Belajar Kognitif
3)
Belajar Menghapal
4)
Belajar Teoritis
5)
Belajar Konsep
6)
Belajar Kaidah
7)
Belajar Berpikir
8)
Belajar Keterampilan Motorik
(Motor Skill)
9)
Belajar Estetis[33]
3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar
Muhibbin Syah menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)
Faktor internal (faktor
dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2)
Faktor eksternal (faktor
dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
3)
Faktor pendekatan belajar (approach
tolesaring), jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pembelajaran.[34]
Menurut Tabroni Rusyan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah:
Faktor internal, diantaranya:
1)
Faktor jasmaniah (fisiologi),
2)
Faktor Psykologi, yang
terdiri dari:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
1) Faktor
potensial, yaitu kecerdasan dan bakat
2) Faktor kecakapan nyata, prestasi yang
dimiliki
b)
Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti: sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan motivasi, dan lain-lain.
3)
Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal, diantaranya:
1) Faktor sosial yang terdiri dari:
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu
pengetahuan, tekhnologi dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas
belajar.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.[35]
Dra. Rostiah, dalam bukunya masalah-masalah ilmu
keguruan membagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang anak,
yaitu:
1)
Cara orang tua mendidik
2)
Suasana keluarga
3)
Pengertian orang tua, dan
4)
Latar belakang kebudayaan.[36]
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada dasarnya terdiri
atas dua faktor, yaitu:
1)
Faktor internal
2)
Faktor eksternal
4. Pendidikan Agama Islam
4.1 Pengertian Pendidikan Agama Islam
Kata pendidikan menurut bahasa Arab disebut dengan “tarbiyah”.
Yang berarti pendidikan.[37]
Pendidikan adalah pimpinan orang dewasa terhadap anak
dalam perkembangannya ke arah kedewasaan.[38]
Agama berasal dari kata “A Din” yang berarti
undang-undang atau hukum religi yang berarti mengumpulkan atau membaca, relegate
berarti mengikat. Agama berasal dari kata “A: tidak. Gama: pergi”
jadi agama berarti tidak pergi, tetap ditempat atau tidak berubah.[39]
Dalam Ensiklopedia Indonesia, agama diartikan sebagai
“himpunan peraturan keagamaan yang dipergunakan sebagai pedoman hidup dalam
masyarakat, berguna untuk peningkatan kerohanian dan mencapai suatu
kesempurnaan”.[40]
Menurut James Marteneau, agama adalah kepercayaaan
kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak yang mengatur
alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan manusia.[41]
Secara etimologi Islam asal kata dari “salima”
yang artinya selamat sentosa yang berarti juga menyerahkan diri, patuh, dan
taat.[42]
Muhammad Abdullah Daaz menyatakan bahwa arti Islam
ialah: penyerahan diri secara total dengan sepenuhnya terhadap kehendak Allah
tanpa perlawanan.[43]
Secara terminologi, islam berarti ajaran-ajaran
yang diwahyukan Allah SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai
Rosul.[44]
Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Fath ayat 28:
uqèd üÏ%©!$#
@yör&
¼ã&s!qßu 3yßgø9$$Î ÈûïÏur Èd,ysø9$# ¼çntÎgôàãÏ9 n?tã ÈûïÏd9$#
¾Ï&Íj#ä. 4 4s"x.ur
«!$$Î #YÎgx©
Artinya: Dia-lah
yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
dan surat Al-Imran: 19
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$#
Artinya: Sesungguhnya
agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.
Jadi
dari pengertian pendidikan, agama, dan islam, di atas penulis akan menjabarkan
mengenai pengertian pendidikan agama islam.
Al-Abrasyi
memberikan pengertian bahwa pendidikan islam adalah mempersiapkan manusia
supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap
jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus
perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan
atau tulisan.[45]
Menurut
Prof. Dr. Hasan Langgulung, pendidikan islam adalah pendidikan yang memiliki
empat macam fungsi, yaitu:
1)
Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam
masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan
kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri.
2)
Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut
dari generasi tua kepada generasi muda.
3)
Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan kesatuan
masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (survival)
suatu masyarakat dan peradaban. Adapun nilai-nilai yang dipindahkan ialah nilai-nilai yang diambil dari lima sumber, yaitu:
Al-Qur’an, sunah nabi, qiyas, kemaslahatan umum, dan kesepakatan atau ijma’
ulama, dan ahli-ahli pikir islam yang dianggap sesuai dengan sumber dasar,
yaitu Al-Qur’an dan sunah nabi.
4)
Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasilnya di akhirat.[46]
Dari
uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan islam adalah
bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada peserta didik dalam masa
pertumbuhan agar memiliki kepribadian muslim.
4.2 Ruang Lingkup
Pendidikan Agama Islam
Sebelum
penulis menjelaskan ruang lingkup pendidikan agama islam tersebut, kita harus
melihat terlebih dahulu dasar dari pendidikan islam itu sendiri. Meletakan pola
dasar pendidikan islam berarti harus meletakan nilai-nilai dasar agama yang
memberikan ruang lingkup berkembangnya proses kependidikan islam dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan islam.[47]
Prinsip-prinsip
di bawah ini dapat dijadikan dasar-dasar pengembangan kependidikan islam,
yaitu:
1)
Prinsip yang memandang manusia sebagai makhluk yang paling mulia, karena
memiliki hakikat dan martabat yang terbentuk dari kemampuan-kemampuan
kejiwaannya, dimana akal budinya menjadi tenaga penggerak yang membedakan dari
makhluk lainnya. Manusia menurut pandangan islam, di letakan pada posisi
khalifah di muka bumi ini. Sebagai khalifah manusia diberi kelengkapan hidup
rohani dan jasmani yang memungkinkan dirinya melaksanakan tugas kekhalifahan
tersebut.[48]
2)
Prinsip yang memandang bahwa manusia bukan saja makhluk pribadi, melainkan juga
makhluk sosial, yang berarti makhluk yang harus hidup sebagai anggota
masyarakat sesamanya. Manusia harus mampu menjalin hubungan dengan manusia
lainnya dalam satu ikatan kekeluargaan yang satu, karena umat manusia seluruhnya
adalah “ummatan wahidatan” (umat yang satu) yang dipersatukan dalam tali
“ukhuwah islamiyah) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujrat yang berbunyi:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) ä3»oYø)n=yz `ÏiB
9x.s 4Ós\Ré&ur
öNä3»oYù=yèy_ur $\qãèä© @ͬ!$t7s%ur
(#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ)
öä3tBtò2r& yYÏã «!$#
öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ)
©!$#
îLìÎ=tã ×Î7yz
Artinya:
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujrat: 13).
3)
Prinsip
moralitas yang memandang bahwa manusia itu pribadi-pribadi yang mampu
melaksanakan nilai-nilai moral agama dalam hidupnya, karena itu tanpa
nilai-nilai moral kehidupan, manusia akan menyimpang dari fitrah Allah yang
mengandung nilai-nilai islam.[49]
Sedangkan
ruang lingkup pendidikan islam itu adalah mencakup segala bidang kehidupan
manusia di dunia, dimana manusia mampu memanfaatkannya sebagai tempat menanam
benih-benih amaliah, yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti. Maka
pembentukan sikaf dan nilai-nilai amaliyah islam melalui proses kependidikan
yang berjalan di atas kaidah ruang lingkup pendidikan islam yang dimaksud di
atas diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Lapangan Hidup
Keagamaan
2) Lapangan Hidup Berkeluarga
3) Lapangan Hidup
Ekonomi
4) Lapangan Hidup
Kemasyarakatan
5) Lapangan Hidup
Politik
6) Lapangan Hidup
Seni Budaya
7) Lapangan Hidup
Ilmu Pengetahuan
4.3 Kebutuhan Manusia Pada Agama
Sejarah
keberadaan manusia dari dulu sampai sekarang selalu ditandai oleh keterkaitannya terhadap agama, sehingga
hampir dapat dikatakan: tidak ada manusia yang tidak beragama. Agama dalam
konteks ini dipahami sebagai kepercayaan manusia terhadap kekuatan supranatural
(gaib), zat yang maha mutlak atau yang maha tinggi yang kepada-Nya manusia
bergantung, memohon perlindungan, serta menyerahkan diri secara total untuk
memperoleh keselamatan. Hal ini sejalan dengan beberapa teori yang menjelaskan
tentang asal mulanya agama. Diantara teori itu, sebagai berikut:
EB Taylor mengemukakan
bahwa asal mula orang beragama muncul karena adanya kesadaran tentang paham
jiwa. Kesadaran ini timbul karena manusia menyadari perbedaan antara hal-hal
yang hidup dan yang mati.
Menurut Frazer
munculnya agama karena manusia mengakui adanya banyak gejala yang tidak dapat
diterangkan dengan akalnya. Makin maju
kebudayaan manusia, makin luas batas
akal itu.
Sedangkan Van Gennep
mengemukakan bahwa agama muncul karena manusia menghadapi krisis-krisis yang
terjadi dalam jangka waktu manusia hidup. Dalam menghadapi masa krisis serupa
itu manusia perlu melakukan suatu perbuatan untuk memperteguh imannya dan
menguatkan dirinya.[50]
Agama
berhubungan dengan kehidupan manusia dalam meraih sukses, dalam meraih
kesuksesan itu terkadang manusia mengalami kegagalan yang dapat melahirkan rasa
tidak puas, selain itu kegagalan yang berulang-ulang juga dapat mengantarkan
seseorang pada rasa kecewa dan putus asa.
Semua
persoalan kehidupan yang dialami manusia, jelas memerlukan jawaban. Dan pada
kenyataannya, agama mampu memberikan jawaban atas semua persoalan yang tidak
dapat dipecahkan oleh akal pikiran manusia tersebut. Atas dasar itu dapat dikatakan bahwa bagi semua manusia baik
primitif maupun modern, agama telah menjadi kebutuhan hidup. Itulah sebabnya,
agama dari dahulu hingga sekarang tetap lestari.
4.4 Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan
adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau kelompok orang yang
melakukan kegiatan. Jadi tujuan ilmu pendidikan islam, adalah sasaran yang akan
dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang yang melaksanakan pendidikan Islam.[51]
Prof.
H. M. Arifin, M. Ed Menjabarkan tujuan teoritis yang terdiri dari berbagai
tingkat antara lain:
1)
Tujuan
intermedier, yaitu tujuan yang merupakan batas sasaran kemampuan yang
harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu.
2)
Tujuan
incidental, merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan, tetapi
dapat dijadikan sasaran dari proses pendidikan pada tujuan intermedier.
3)
Tujuan
akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran
islam, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah
lahir dan batin di dunia dan di akhirat.[52]
Ibnu
Khadun menyatakan, bahwa tujuan pendidikan Islam ada dua, yaitu:
1)
Tujuan
keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui Tuhannya
dan telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan ke atasnya.
2)
Tujuan
ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang
di ungkapkan oleh pendidikan, modern dengan tujuan kemanfaatan atau
persiapan untuk hidup.[53]
Jadi
dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah adanya keseimbangan
antara masalah keduniawian dan keukhrawian, serta membimbing anak agar menjadi
seorang muslim sejati yang beriman teguh dan berakhlak mulia, serta berguna
bagi masyarakat, agama, dan negara.
B. Kerangka Berfikir
Sehubungan
dengan peran seorang pendidik dalam penggunaan metode ceramah dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa
Dua Kabupaten Tangerang penulis
mempunyai pemikiran sebagai berikut:
1)
Minat
dan kebiasaan belajar seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal
dan faktor eksternal.
2)
Penggunaan
metode ceramah dapat digunakan secara efektif dan efisien apabila melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Melakukan pendahuluan: menjelaskan tujuan,
mengemukakan pokok-pokok materi, memancing pengalaman peserta didik.
b)
Menyajikan
pelajaran secara sistematis: perhatian kepada peserta didik, kegiatan belajar
diciptakan secara variatif, memberi ulangan pelajaran, membangkitkan motivasi
belajar, dan menggunakan media pelajaran yang
variatif.
c)
Menutup
pelajaran pada akhir pelajaran: mengambil kesimpulan, memberikan kesempatan
untuk menanggapi materi pelajaran, dan melaksanakan penilaian secara
komprehensif.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan
kerangka teori dan kerangka berpikir maka penulis dapat merumuskan hipotesa
penelitian sebagai berikut.
Diduga
ada pengaruh antara metode ceramah dengan prestasi belajar siswa di SMP Islam
Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
Untuk
membuktikan bagaimana pengaruh
sebenarnya antara metode ceramah dengan prestasi belajar siswa, penulis akan
membuktikannya melalui penelitian di lapangan.
[1] Syaiful
Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet, Ke-1. Hal 12.
[2]
Anomus. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Hal. 108.
[3] Ibid.
Hal. 702
[4] H.
Syaiful Sagala. 2005. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Hal. 12
[5] M.
Ngalim Purwanto. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Hal. 84
[6] Ibid.
hal. 7
[7] H.
Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. Ke-4. Hal. 126
[8]
Syaiful Bahri Djamarah. Op. Cit. Hal. 13
[9]
Drs. Syaiful Bahri Djamarah. Ibid.
Hal. 13
[10] Ibid.
Hal 74-75
[11] H.
Syaiful Sagala. 2005. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Cet.
Ke-2 Hal. 201
[12] W.
Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hal. 8
[13]
H. Ramayulis. Op. Cit. Hal. 29
[14] Moh.
Uzer Usman. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Hal. 16
[15] H.
Ramayulis. Op. Cit. Hal. 155
[16] Ibid.
Hal. 155
[17] H.
Syaiful Sagala. Op. Cit. Hal. 201
[18]
Martinis Yamin. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada
Press. Hal. 65
[19]
Zuhairini. Dkk. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional. Hal. 8
[20] H. Zuhairini. Dkk. Ibid. Hal. 79-82
[21] Martinis
Yamin. Op. Cit. Hal. 65-78
[22] W.
Gulo. Op. Cit. Hal. 130-140
[23] Ibid.
Hal. 140-142
[24]
Zuhairini. Dkk. Op. Cit. Hal. 84
[25] Ibid.
Hal. 84
[26] Sukadi.
2006. Guru Powerful, Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu. Hal. 45-48
[27] H.
Syaiful Sagala. Op. Cit. Hal. 202
[28] Ibid.
Hal. 202-203
[29] Hamzah
Ahmad. Nanda Santoso. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesa. Surabaya: Fajar Mulia.
Hal. 295
[30] M.B
Rahimsyah. Satyo Adhie. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Aprindo. Hal. 342
[31] Raka
Jhoni. 1986. Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. Surabaya: Karya Anda. Hal. 6
[32] A.
Tabroni Rusyan. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya.
Hal. 81
[33]
Syaiful Bahri Djamarah. Op. Cit. Hal. 27-37
[34] Muhibin
Syah. Psikologi Pendidikan. Bandung:
IAIN SGD. Hal. 132
[35] A. Tabroni
Rusyan. Op. Cit. Hal. 81
[36]
Rostiana NK. 1986. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara. Hal. 155
[37]
H. Ramayulis. Op. Cit. Hal. 2
[38] Ngalim
Purwanto. MP. 1998. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: PT. Rosda Karya.
Hal. 19
[39] Yusron
Razak. Dkk. 2001. Pendidikan Agama. Jakarta: Uhamka Press. Hal. 1
[40] Ibid.
Hal. 2
[41]
Zuhairini. Dkk. 2004. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 25
[42] Abudin
Nata. 1995. Dirasah Islamiyah I (Al-Qur’an Dan Al-Hadits) Jakarta: Raju Grafindo.
Hal. 9
[43] Yusron
Razak. Op. Cit. Hal. 42
[44] Abudin
Nata. Op. Cit. Hal. 19
[45]
Ramayulis. Op. Cit. Hal. 3
[46] H.
Jamaludin, Abdullah Aly. 1999. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Cet. Ke-2. Hal. 10
[47]
M. Athiyah, Al-Abrasyi, 1993, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
cet, ke-7, hal. 175
[48] Ibid,
hal. 78
[49] Ibid,
hal. 82
[50] Yusron
Razak, Op. Cit, hal. 16
[51] H.
Jamaludin, Op. Cit, hal. 14
[52] Ibid,
hal. 17
[53]
Ramayulis, Op. Cit, hal. 17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan
Khusus Penelitian
Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.
Untuk
mengetahui sistem pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang.
2.
Untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh metode ceramah terhadap prestasi belajar siswa
di SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
3.
Untuk
memperkaya wawasan dan informasi penulis
dalam bidang pendidikan dan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir
untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada
STAI Muhammadiyah Cikokol Tangerang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Adapun
penelitian ini dilakukan dalam waktu yang singkat, yaitu terhitung dari mulai tanggal
1 Juli sampai dengan 6 Agustus 2008.
|
2. Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang Tahun
Ajaran 2007-2008.
Adapun
penulis memilih sekolah ini karena:
1)
Lokasi sekolah berdekatan dengan tempat tinggal penulis
2) Sudah
menggunakan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
C. Metode Penelitian
Sesuai
dengan tujuan penelitian yang peneliti maksud adalah menguji hipotesis dengan
menggunakan statistik, maka penelitian ini dikategorikan research
verifikatif yang bertujuan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Usaha
peneliti rencanakan untuk memperoleh data yang valid yaitu dengan mengambil
data melalui angket dari siswa kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang, maka peneliti mengajukan rancangan penelitan sebagai
berikut.
D. Variabel Penelitian
Variabel
sebagai objek penelitian dimana variabel
yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent
variabel (x), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel
tergantung, variabel terikat atau dipendent variabel (y)
Untuk
memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis menetapkan melalui
penganalisaan masalah yang diangkat dalam tema penelitian ini. Adapun tema yang
diangkat dalam penelitian ini adalah Pengaruh Metode Ceramah Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Di Kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang.
Dengan
demikian penulis menetapkan dua variabel penelitian ini yaitu variabel bebas
yang diberi simbol (x) dan variabel terikat yang diberi simbol (y), yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
1.
Variabel (x) : Pengaruh Metode Ceramah
2. Variabel (y) : Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam Di Kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
Metode
ceramah sebagai variabel bebas adalah salah satu metode yang dapat digunakan
oleh seorang pendidik untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa.
Prestasi
belajar sebagai variabel terikat dan dapat didefinisikan sebagai hasil yang
telah dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum
menerangkan tentang teknik pengambilan sampel, terlebih dahulu penulis akan
menjelaskan mengenai pengertian populasi dan sampel.
a.
Populasi
Adapun
populasi dan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut. Populasi disini
adalah keseluruhan objek penelitian atau seluruh wilayah dari objek yang
diteliti. “Populasi merupakan suatu data, dapat berwujud manusia, barang,
bahan-bahan tertulis dan lain sebagainya”.[1]
Sesuai dengan judul skripsi di atas, peneliti mengambil objek penelitian
siswa-siswi Kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
Dalam penelitian ini ukuran populasinya 42 orang, hal ini dapat dilihat pada
tabel jenis kelamin di bawah ini:
Tabel
1
Tabel
Populasi Berdasarkan Jenis Kelamin
No
|
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
VIII
|
24
|
18
|
42
|
Jumlah
|
24
|
18
|
42
|
b.
Sampel
Sedangkan
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti[2].
Untuk menetapkan ukuran sampel (n) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika
jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.
Dalam
penelitian ini seluruh siswa/i kelas VIII dijadikan sampel N=n= 42 karena
penelitan dengan studi kasus.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Yaitu
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan.[3]
Peneliti melakukan pengamatan langsung dari dekat terhadap objek yang diteliti
dari awal sampai akhir penelitian, dengan tujuan agar peneliti dapat memperoleh
data yang lengkap. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut:
1)
Keadaan Sekolah
2)
Keadaan Sarana Dan Prasarana
3)
Letak Geografis Sekolah
4)
Keadaan Siswa
b. Wawancara
Adalah
suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya.[4]
Dalam
wawancara ini penulis hanya menunjukan
kepada Kepala Sekolah dan guru agama yang bersangkutan.
Alasan
penulis menggunakan teknik wawancara adalah karena teknik wawancara dianggap
baik untuk memperoleh data langsung dari responden, sehingga penulis
mendapatkan data yang akurat, dan hal yang meragukan dapat dinyatakan dan
dibuktikan secara langsung.
c. Metode Angket
Angket
adalah metode pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang atau
sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang
diperlukan oleh peneliti.
Metode ini
dipergunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh metode ceramah dengan
prestasi belajar siswa, dengan memakai beberapa daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelum pelaksanaan penelitian, angket tersebut dibagikan kepada
seluruh sampel siswa/i kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
Penyebaran
daftar pertanyaan (angket) yang dilakukan dengan yang dipilih sebagai sampel,
kemudian jawaban tersebut diklasifikasikan menurut skala Liker’s dengan
kategori skor
1) Jawaban selalu (skor 4)
2) Jawaban sering (skor3)
2) Jawaban kadang-kadang (skor 2)
4) Jawaban tidak pernah (skor 1)
d. Metode Dokumentasi
Dokumentasi
berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis, metode ini
lebih dimengerti dibandingkan dengan metode pengumpulan data yang lain. Dalam
menggunakan metode dokumentasi ini, biasanya peneliti membuat instrumen
dokumentasi yang berisi instansi variabel-variabel yang akan didokumentasikan
dengan menggunakan check list untuk mencatat variabel yang sudah
ditentukan dan tinggal membubuhkan tanda check list ditempat yang
sesuai.
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah
data yang diperlukan sudah terkumpul dari hasil angket yang disebarkan pada siswa,
maka tindakan selanjutnya adalah melakukan scoring dan tabulasi.
Makin besar sampai mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil, dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka
semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Analisa
data dilakukan dengan teknik korelasi. Teknik yang digunakan adalah rumus product
moment. Secara operasional, analisis data tersebut dilakukan melalui tahap
berikut:
H. Rancangan Uji Hipotesis
Rancangan
uji hipotesis dapat dijabarkan dalam bentuk hipotesis statistik dengan langkah
pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Rumusan
Hipotesis
Ho
: Metode ceramah tidak mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa di
SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
H1
: Metode ceramah mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa di SMP
Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
2. Asumsi
a) Sampel
responden adalah acak (random)
b) Masing-masing
responden saling bebas (independent)
3. Statistik Uji
Pengukuran
besarnya pengaruh metode ceramah (x) dan efisiensi dengan prestasi belajar
pendidikan agama islam (y) di SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang menggunakan korelasi product moment untuk memeriksa apakah
terdapat pengaruh antara variabel (x) dengan variabel (y) dengan rumus sebagai
berikut:
rxy =
rxy = Angaka indeks korelasi “r” product
moment
N =
Ukuran populasi = ukuran sampel
Σxy =
Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
Σx =
Jumlah seluruh skor x
Σy
= Jumlah seluruh skor y
Σx2
= Jumlah kuadrat skor x
Σy2
= Jumlah kuadrat skor y
(Σx)2
= Kuadrat jumlah skor x
(Σy)2
= Kuadrat jumlah skor y
4.
Interprestasi Data
Memberikan interprestasi terhadap angka indeks “r” product
moment, adalah dengan cara melihat tabel menurut anas sudjana di bawah in:
Tabel 2
Interpretasi
Terhadap Angka Korelasi
Besarnya “r”
Product moment
(rxy)
|
Interpretasi
|
0.00-0.20
0.20-0.40
0.40-0.70
0.70-0.90
0.90-1.00
|
Antara variabel x dan variabel
y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah, sangat
rendah, sehingga korelasi itu diabaikan.
Antara variabel x dan variabel
y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
Antara variabel x dan variabel
y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
Antara variabel x dan variabel
y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
Antara varabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.[5]
|
Dengan
demikian interprestasi dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product
moment (rt) dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degree
of freedom (df) yang rumusnya adalah:
df =
N-nr
df =
degree of freedom
N =
Number of Cases
Nr =
Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Dengan
diperolehnya df, maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel “r” product
moment.
5. Daerah Kritis Uji
Menggunakan
tabel student (distribusi t) dengan a = 0 % (0.10) derajat kebebasan (dk) n-2,
maka didapati (0.10). -2 disebut sebagai (t) tabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa:
t=r
a. Jika to
>, t tabel
Ho ditolak
b. Jika to
< t tabel
maka Ho diterima dengan koefisien determinasi sebesar rs2
100% yang disebut koefisien penentu.
Pada
hakikatnya apabila ingin menguji pengaruh, maka sebenarnya tidak lain menguji “ada
perbedaan atau tidak”. Kalau ada perbedaan, berarti ada pengaruh. Tetapi jika
ingin mengetahui keeratan pengaruh kita berbicara mengenai koefisien
determinasi.
[1]
Suharsimi Arikunto, 2005, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 108
[2] Ibid,
hal. 109
[3]
Riduwan, M. B. A, Op, Cit, hal. 57
[4] Ibid,
hal. 56
[5]
Sugiono, 2004, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, cet. Ke-6 hal. 216
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Sejarah singkat
berdirinya SMP Islam Al-Asmaniyah
Yayasan SMP
Islam Al-Asmaniyah dirintis sejak tahun 1424 H/2003 M, berasal dari pondok
pesantren Salafiyah yang berdiri tahun 1995 M, dipimpin oleh Ustadz H. Ahmad
Ghojali dan pada tanggal 27 Muharram 1424 H/2003 M. Pondok pesantren ini mulai
membuka pendidikan formal setingkat SMP bertempat di Jl. Diklat Pemda
Dukuhpinang Kelurahan Bojongnangka Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang Banten
menggunakan gudang yang dibeli oleh H. Asman, dengan niat tulus ikhlas beliaupun
mewakafkan tanah seluas 3000 m2 untuk pendidikan Yayasan SMP Islam
Al-Asmaniyah.
2. Visi Dan Misi
SMP Islam
Al-Asmaniyah mempunyai visi terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, cerdas, terampil, berilmu pengetahuan dan teknologi yang
berakhlak mulia. Serta SMP Islam Al-Asmaniyah juga mempunyai misi sebagai
berikut:
a) Beriman
b)
|
c) Cerdas
d) Terampil
e) Berakhlak
Karimah
f) Menguasai Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
g) Mampu mengaktualisasikan
diri dan kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara.
3. Keadaan Siswa, Guru
Dan Karyawan
a) Keadaan Siswa
Tabel 3
Keadaan Siswa/I Kelas VIII SMP
Islam Al-Asmaniyah
Kelapa Dua Tangerang
No
|
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
VIII
|
24
|
18
|
42
|
Jumlah
|
24
|
18
|
42
|
b) Keadaan Guru Dan Karyawan
Tabel 4
Daftar Personal SMP Islam
Al-Asmaniyah Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
H.
Achmad Sholihan
|
Ketua Yayasan
|
2
|
Hj.
Tuti Kholilah S. Pd
|
Kepsek
|
3
|
H.
Dede Mamad
|
Guru
|
4
|
Drs.
Adung Zapen S. Ag
|
Guru
|
5
|
Ahmad
Faizi S. Ag
|
Guru
|
6
|
H.
Armat Syarifuddin
|
Guru
|
7
|
Nuryanto
S. Pd
|
Guru
|
8
|
Parjana
A. Ma
|
Guru
|
9
|
Ernawati
A. Ma
|
Guru
|
10
|
M.
Imron Rosyadi S. Pd
|
Guru
|
11
|
Tajudin
S. Ag
|
Guru
|
12
|
H.
Ahmad Ghojali
|
Guru
|
13
|
Anwar
S. d
|
Guru
|
14
|
Neneng
Santriwati A. Ma
|
Guru
|
15
|
Waris
Saputra S. Pd
|
Guru
|
16
|
Mochammad
Yayan Diyana
|
Guru
|
17
|
Rohayati
A. Ma
|
Guru
|
18
|
Iyan
Sudrajat S. HI
|
Guru
|
19
|
Endang
Artinngsih S. Pd
|
Guru
|
20
|
Maman
Nurohman
|
Guru
|
21
|
M.
Amrillah A. Ma
|
Guru
|
22
|
Siti
Mushibatul Khoeroh
|
Guru
|
23
|
Hj.
Siti Aminah
|
Guru
|
24
|
Sarif
Hidayatullah
|
TU
|
25
|
M.
Syahroni
|
Penjaga Sekolah
|
c)
Keadaan Sarana Dan Prasarana
Tabel 5
Keadaan Sarana Dan Prasarana
SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua
Tangerang
No
|
Sarana Prasarana
|
Jumlah
|
1
|
Ruang
Belajar
|
6
|
2
|
Ruang
Guru
|
1
|
3
|
Mushola
|
1
|
4
|
LAB
Komputer
|
1
|
5
|
Perpustakaan
|
1
|
6
|
Lapangan
Voly
|
1
|
7
|
Taman Sekolah
|
1
|
8
|
Kantin
|
1
|
B. Pengolahan Data
Dalam
penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu Pengaruh Metode Ceramah sebagai variabel
bebas (variabel X) dan prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat
(variabel Y). Data variabel X adalah hasil jawaban responden dari angket yang
disebarkan dengan memberikan skor kepada tiap-tiap butir pertanyaan, sedangkan
data variabel Y adalah hasil nilai rata-rata setiap pelajaran yang dituangkan
dalam bentuk raport.
Hasil
penelitian ini penulis memperoleh data dengan cara menyebarkan angket kepada 42
siswa/I kelas VIII yang berjumlah 10 pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa/I
dengan memberi tanda check list (√),
kemudian seluruh angket yang telah dijawab sekaligus dijadikan variabel x.
Berikut
ini adalah hasil dari pertanyaan yang diberikan kepada anak yang berkaitan
dengan masalah metode ceramah pada bidang studi agama islam.
Tabel 6
Hasil
Angket Variabel x
Responden
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah
|
1
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
2
|
2
|
4
|
31
|
2
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
35
|
4
|
2
|
4
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
33
|
5
|
3
|
4
|
2
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
33
|
6
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
3
|
2
|
4
|
32
|
7
|
2
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
34
|
8
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
36
|
9
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
2
|
4
|
32
|
10
|
2
|
4
|
2
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
32
|
11
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
33
|
12
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
13
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
14
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
15
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
35
|
16
|
2
|
4
|
2
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
33
|
17
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
34
|
18
|
2
|
4
|
2
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
32
|
19
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
34
|
20
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
34
|
21
|
3
|
4
|
2
|
3
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
33
|
22
|
3
|
4
|
2
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
34
|
23
|
2
|
4
|
2
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
33
|
24
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
35
|
25
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
26
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
27
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
28
|
2
|
4
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
29
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
36
|
30
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
37
|
31
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
35
|
32
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
33
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
35
|
34
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
35
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
35
|
36
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
36
|
37
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
35
|
38
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
36
|
39
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
35
|
40
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
2
|
4
|
33
|
41
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
36
|
42
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
35
|
Jumlah Skor
|
1432
|
Tabel 7
Data Prestasi Variabel y
No
|
Responden
|
Nilai
|
1
|
1
|
7
|
2
|
2
|
7
|
3
|
3
|
8
|
4
|
4
|
6
|
5
|
5
|
7
|
6
|
6
|
6
|
7
|
7
|
8
|
8
|
8
|
7
|
9
|
9
|
7
|
10
|
10
|
6
|
11
|
11
|
7
|
12
|
12
|
7
|
13
|
13
|
7
|
14
|
14
|
7
|
15
|
15
|
7
|
16
|
16
|
8
|
17
|
17
|
6
|
18
|
18
|
7
|
19
|
19
|
6
|
20
|
20
|
7
|
21
|
21
|
7
|
22
|
22
|
6
|
23
|
23
|
7
|
24
|
24
|
7
|
25
|
25
|
6
|
26
|
26
|
6
|
27
|
27
|
7
|
28
|
28
|
8
|
29
|
29
|
7
|
30
|
30
|
7
|
31
|
31
|
6
|
32
|
32
|
6
|
33
|
33
|
7
|
34
|
34
|
6
|
35
|
35
|
7
|
36
|
36
|
6
|
37
|
37
|
7
|
38
|
38
|
7
|
39
|
39
|
8
|
40
|
40
|
6
|
41
|
41
|
7
|
42
|
42
|
7
|
Jumlah Skor
|
286
|
Tabel 8
Perhitungan Untuk Memperoleh Angka
Indeks
Korelasi Antara Metode Ceramah
(Variabel x)
Dengan Prestasi Belajar Siswa
(Variabel y)
Responden
|
X
|
Y
|
x2
|
y2
|
Xy
|
1
|
31
|
7
|
961
|
49
|
217
|
2
|
34
|
7
|
1156
|
49
|
238
|
3
|
35
|
8
|
1225
|
64
|
280
|
4
|
33
|
6
|
1089
|
36
|
198
|
5
|
33
|
7
|
1089
|
49
|
231
|
6
|
32
|
6
|
1024
|
36
|
192
|
7
|
34
|
8
|
1156
|
64
|
272
|
8
|
36
|
7
|
1296
|
49
|
252
|
9
|
32
|
7
|
1024
|
49
|
224
|
10
|
32
|
6
|
1024
|
36
|
192
|
11
|
33
|
7
|
1089
|
49
|
231
|
12
|
34
|
7
|
1156
|
49
|
238
|
13
|
34
|
7
|
1156
|
49
|
238
|
14
|
34
|
7
|
1156
|
49
|
238
|
15
|
35
|
7
|
1225
|
49
|
245
|
16
|
33
|
8
|
1089
|
64
|
264
|
17
|
34
|
6
|
1156
|
36
|
204
|
18
|
32
|
7
|
1024
|
49
|
224
|
19
|
34
|
6
|
1156
|
36
|
204
|
20
|
34
|
7
|
1156
|
49
|
238
|
21
|
33
|
7
|
1089
|
49
|
231
|
22
|
34
|
6
|
1156
|
36
|
204
|
23
|
33
|
7
|
1089
|
49
|
231
|
24
|
35
|
7
|
1225
|
49
|
245
|
25
|
34
|
6
|
1156
|
36
|
204
|
26
|
34
|
6
|
1156
|
36
|
204
|
27
|
34
|
7
|
1156
|
49
|
238
|
28
|
34
|
8
|
1156
|
64
|
272
|
2
|
36
|
7
|
1296
|
49
|
252
|
30
|
37
|
7
|
1369
|
49
|
259
|
31
|
35
|
6
|
1225
|
36
|
210
|
32
|
34
|
6
|
1156
|
36
|
204
|
33
|
35
|
7
|
1225
|
49
|
245
|
34
|
34
|
6
|
1156
|
36
|
204
|
35
|
35
|
7
|
1225
|
49
|
245
|
36
|
36
|
6
|
1296
|
36
|
216
|
37
|
35
|
7
|
1225
|
49
|
245
|
38
|
36
|
7
|
1296
|
49
|
252
|
39
|
35
|
8
|
1225
|
64
|
280
|
40
|
33
|
6
|
1089
|
36
|
198
|
41
|
36
|
7
|
1296
|
49
|
252
|
42
|
35
|
7
|
1225
|
49
|
245
|
N=42
|
ΣX=1432
|
ΣY=286
|
ΣX2=48894
|
ΣY2=1964
|
ΣXY=9756
|
rxy=
=
=
=
=
= 0.14
Berdasarkan
perhitungan di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi antara hasil angket
metode ceramah terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0,14 dan penulis
bulatkan menjadi 0.2.
Berdasarkan
kriteria penafsiran koefisien korelasi menurut Anas Soedjono adalah berkorelasi
sangat lemah atau sangat rendah.
Untuk
menguji r = 0.14 = 0.2 signifikan atau tidak, maka perlu diuji (to)
t hitungnya yaitu:
t = r
t = 0.14
t = 0.14
t = 0.14
t = 0.14
t = 0.14 6,385
t = 0,89
Untuk
mengetahui harga to signifikan atau tidak, maka harus melihat dengan
harga ttabel, dengan dk (derajat kebebasan) adalah N-2 = 42-2 = 40.
Diketahui harga ttabel dengan
tingkat kesalahan 5% (tarap kepercayaan 95%), N = 40 sebesar 1.684
Jadi
dapat diketahui harga to lebih kecil dari pada ttabel 0,89>1,684
dengan demikian metode ceramah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
siswa karena Ho ditolak.
Karena
Ha diterima dengan keyakinan 95% maka metode ceramah berpengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Adapun
kuat pengaruh (koefisien determinasi) yaitu sebesar D = (0.2)2 100%
= 4%
Jadi
pengaruh metode ceramah dengan prestasi belajar siswa adalah 4% dan selebihnya
yaitu 86% yang ditentukan oleh faktor lain, maka metode ceramah belum
sepenuhnya mempengaruhi pretasi belajar siswa.
C. Hasil Penelitian
Setelah
selesai pengolahan data sampai dengan perhitungan koefisien korelasi kedua
variabel maka hasil penelitian ini akan dapat menjawab masalah yang dirumuskan,
serta menolak atau menerima hipotesis.
Dari
perhitungan di atas ternyata angka indeks korelasi antara variabel X dan
variabel Y bertanda positif, berarti antara kedua variabel tersebut terdapat
korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya
rxy yang diperoleh yaitu 0.14 yang dibulatkan menjadi 0,2 yang besarnya
berkisar antara 0.00-0,20 yang berarti korelasi antara variabel X dan variabel
Y itu termasuk korelasi positif yang sangat lemah atau sangat rendah.
Dengan
ini hasil penelitian membuktikan bahwa metode ceramah dengan prestasi belajar
siswa mempunyai hubungan, dengan kata lain metode ceramah berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari
penelitian yang penulis laksanakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
metode ceramah (x) sebagai variabel bebas dengan prestasi belajar siswa (y)
sebagai variabel terikat siswa kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/I kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, dengan jumlah 42 orang, dan untuk jumlah sampel
dalam penelitian ini di ambil seluruh populasi dengan jumlah 42 responden.
|
Untuk mengetahui harga to signifikan
atau tidak, maka harus melihat dengan harga ttabel dengan dk (derajat kebebasan) adalah N-2 =
42-2 = 40. Diketahui harga ttabel dengan tingkat kesalahan 5% (taraf
kepercayaan 95%), N=40 sebesar 1.684.
Jadi dapat diketahui harga to lebih
kecil dari pada ttabel 0.89>1.684 dengan demikian metode ceramah
tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa, maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
Dan koefisien diterminasi D = (0.2)2
100% = 4%, jadi pengaruh metode ceramah dengan prestasi belajar siswa adalah 4%
dan selebihnya yaitu 86% ditentukan oleh faktor lain. Maka metode ceramah belum
sepenuhnya mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B. Saran-saran
Dengan
selesainya penelitian dan berlandaskan kepada penarik kesimpulan dari analisa
yang telah dilakukan, maka penulis menyampaikan saran-saran demi perbaikan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah menengah pertama islam Al-Asmaniyah Kelapa
Dua kabupaten Tangerang khususnya dan di sekolah menengah pertama yang lain
pada umumnya.
Saran
juga disampaikan demi perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan penelitian pada
waktu yang akan datang, bagi para peneliti lain yang berminat meneliti objek
yang sama dengan yang penulis teliti.
Dengan harapan penelitian pada masa yang akan datang akan lebih baik dan
meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya., saran-saran tersebut antara lain:
- Seorang guru dalam proses belajar mengajar hendaknya dapat menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
- Selain menggunakan metode yang sesuai, seorang guru hendaknya juga menggunakan media pengajaran sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak membosankan.
- Seorang guru harus dapat memberikan bantuan dengan tepat pada saat siswa berada dalam kesulitan belajar.
- Saran terakhir di berikan kepada para mahasiswa yang berminat meneliti tentang prestasi belajar siswa, penulis menyarankan agar dapat meneliti tentang variabel lain yang mempengaruhinya. Hal tersebut penting sehingga pada suatu saat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapat di jelaskan dengan baik. Sehingga pada akhirnya untuk meningkatkan prestasi belajar dapat digunakan metode yang tepat dan efisien.
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP
Nama
lengkap penulis Mochammad Yayan Diyana. Lahir di Tangerang 18 Desember 1983.
Pendidikan Dasar diselesaikan di Curug tahun 1993, kemudian berturut-turut
Madrasah Tsanawiyah (MTS) Curug selesai
tahun 1999, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) Curug selesai tahun 2002, kemudian
dengan modal semangat penulis melanjutkan studinya ke STAI Muhammadiyah pada
Fakultas Tarbiyah dan lulus mencapai gelar sarjana pendidikan agama islam (S.
Pd. I) pada tahun 2008.
Semenjak
penulis menempuh pendidikan formal, penulis aktif di beberapa organisasi dan
kegiatan-kegiatan sekolah seperti OSIS, Pramuka, dan Pencak Silat.
Adapun
saat ini penulis bertempat tinggal di Kitri Bhakti Jl. PUSDIKLAT PEMDA Sukabhakti
Curug Tangerang Propinsi Banten.
Demikian
daftar riwayat hidup penulis yang dapat penulis paparkan secara singkat.
Tangerang, , September 2008
Penulis
YAYASAN
PONDOK PESANTREN AL-ASMANIYAH
SMP ISLAM AL-ASMANIYAH
Notaris
: Ny. Netty Haerani Safikri, SH No. 2 Th 2003
SK.
NO. 421/1375/Dis P dan K/2005/NSS: 202280306009
Jl.
Diklat Pemda Dukuhpinang Kelapa Dua Tangerang Telp. (021) 5460402
SURAT KETERANGAN
NO:
54/YAPPA/SMPI/VIII/2008
Yang
bertanda tangan di bawah ini Kepala Yayasan Sekolah Menengah Pertama Islam
Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang. Menerangkan bahwa:
Nama :
Mochammad Yayan Diyana
NIM/NIMKO :
0405020/4271010104022
Sekolah :
STAI Muhammadiyah Tangerang
Jurusan :
Tarbiyah/PAI
Benar
telah melakukan penelitian di SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang guna
menyelesaikan skripsinya dengan judul “Pengaruh Metode Ceramah Terhadap
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah
Kelapa Dua Tangerang”.
Demikianlah
surat
keterangan ini kami buat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tangerang, 20 Agustus 2008
Mengetahui,
Kepala Yayasan
H. Achmad Sholihan
KUISIONER
METODE CERAMAH
DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan
angket berikut ini dengan memberi tanda check list (√) pada salah satu pilihan
yang tersedia.
2.
Pendapat responden tidak
berpengaruh terhadap nilai
No
|
Pertanyaan
|
SL
|
SR
|
KK
|
TP
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Apakah dalam
menyampaikan pelajaran guru agama hanya menggunakan satu metode?
Apakah dalam
menyampaikan materi pelajaran guru agama memperhatikan keadaan siswa?
Apakah dalam
menyampaikan materi pelajaran guru agama menggunakan metode yang sesuai
dengan materi pelajaran?
Apakah
pelajaran agama mendorong anda untuk rajin mempelajarinya?
Apakah dalam
menggunakan metode ceramah guru agama dapat menyampaikannya dengan baik?
Apakah sebelum
pelajaran dimulai guru agama mengemukakan pokok-pokok materi yang akan
dibahas?
Apakah dalam
kegiatan belajar guru agama memberi kesempatan bertanya kepada siswa?
Apakah dalam
menggunakan metode ceramah guru agama menyampaikan dengan suara yang nyaring?
Apakah
pelajaran agama islam yang diberikan di sekolah berpengaruh pada kehidupan
anda sehari-hari?
Apakah sebelum
menutup pelajaran guru agama memberikan kesimpulan dari materi yang telah
diajarkan?
|
Keterangan:
SL :
Selalu
SR :
Sering
KK :
Kadang-kadang
TP :
Tidak Pernah
DAFTAR PUSTAKA
Abudin
Nata, Dirasah Islamiyah I (Al-Qur’an dan Al-Hadits), (Jakarta: Raju Grafindo
1995).
Anomus,
Kamus Umum Bahasa Indonesia,
1982
A.
Tabroni Rusyan, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remadja
Karya 1989).
H.
Jamaludin, Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka
Setia 1999). Cet, ke-II
Hamzah
Ahmad, Nanda Santoso, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Fajar Mulia
1996).
H.
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta 2005). Cet, ke-II.
H.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kalam Mulia 2004). Cet, ke-IV.
H.
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabeta 2005).
M.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya 1995).
Moh.
Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: Remaja Rosda Karya 1990).
M.
Athiyah, Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang 1993). Cet, ke-VII.
M.
Ngalim Purwanto, MP. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya 1989).
Muhibin
Syah, Psykologi Pendidikan, (Bandung:
IAIN SGD)
MB.
Rahimsyah, Satyo Adhie, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Aprindo
2005).
Martinis
Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press 2004).
Raka
Jhoni, Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan, (Surabaya: Karya Anda 1986).
Rostiana
NK. Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara 1986).
Riduwan,
M. B. A. Dasar-dasar Statistika, (Bandung:
Alfabeta 2003).
Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta
1997).
Syaiful
Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta 2002). Cet, ke-I.
Sukadi,
Guru Powerfull, Guru Masa Depan, (Bandung:
Kolbu 2006).
UUS
PN 2003.
W.
Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia 2002.
Yusron
Razak dkk, Pendidikan Agama, (Jakarta:
Uhamka press, 2001).
Zuhairini
dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:
Bumi Aksara 2004).
Zuhairini
dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional 1981).
Ass...Wr. Wb...Blognya sangat bermanfaat bagi kami. Terima kasih
BalasHapusok siap sama-sama
Hapusmakasih blognya ..
BalasHapusthanks brother , atas blognya
BalasHapusterima kasih, memberi pencerahan
BalasHapusmantapp ..tap....
BalasHapusHalo kaa..
BalasHapusKebetulan pembahasannya hampir sama dgn judul skripsi saya. Apa boleh saya minta berupa file nya.
Kalau boleh tolong dkirim ke email:
dellasismiani2510@gmail.com.
Terimakasih..