UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA KONSEP PELAKSANAAN DEMOKRASI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY
DI KELAS VIII SMP ISLAM AL-ASMANIYAH KELAPA
DUA KABUPATEN TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
ABSTRAK
ARMAT, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Pada Konsep Pelaksanaan Demokrasi Dengan Menggunakan Metode
Inquiry Di KelasVIII SMP Islam
Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, Skripsi, Jakarta PKn, Sekolah
Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kusuma Negara Jakarta, Oktober 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa
melalui metode inquiry di kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, karena di
kelas VIII ini nilai hasil belajar PKn siswa masih kurang memuaskan serta masih
banyak siswa yang nilai hasil belajarnya masih di bawah KKM.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengan menggunakan model
Kurt Lewin yang menjadi acuan pokok dalam penelitian tindakan kelas, Konsep
pokok Kurt Lewin ini terdiri dari empat komponen yaitu:
a.
Perencanaan (Planning)
b.
Tindakan (Acting)
c.
Pengamatan (Observing)
d.
Refleksi (Reflekting)
Desain penelitiannya
menggunakan tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, siklus III. Dimana
setiap siklus mempunyai hasil nilai yang berbeda-beda serta nilai hasil
belajarnya mengalami peningkatan di setiap siklusnya, sehingga penelitian
berakhir sampai siklus III.
Pada pelaksanaan siklus I, hasil belajar siswa belum begitu meningkat
yaitu, masih ada sejumlah 19 siswa yang nilainya masih di bawah KKM, hasil nilai
ini diambil dari nilai post tes pada
akhir kegiatan belajar mengajar dipertemuan pertama.
Pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar siswa sudah mengalami
peningkatan walaupun masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM yaitu sejumlah
8 siswa, hasil nilai belajar siswa diambil dari nilai diskusi kelompok pada
kegiatan belajar mengajar dipertemuan kedua.
Untuk siklus III ini, ternyata nilai siswa sudah mengalami peningkatan
dengan baik yaitu semua siswa sudah mendapat nilai di atas KKM, hasil nilai
belajar siswa diambil dari nilai post tes ada nilai diskusi kelompok yang
digabung pada akhir pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dipertemuan ketiga.
Karena pada siklus III ini nilai hasil belajar siswa sudah mengalami
peningkatan dengan baik dan tidak ada siswa yang nilainya di bawah KKM, maka
penelitianpun berakhir pada siklus III ini.
Dari penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa upaya meningkatkan
hasil belajar PKn dengan menggunakan metode inquiry sangat menarik siswa dalam
menambah minat belajar, karena metode inquiry ini adalah suatu metode menemukan
jawaban sendiri, jadi bukan menghafal, di sini siswa mengalami sendiri setiap
peristiwa yang mereka lakukan secara relevan sehingga mereka mudah untuk mengingatnya.
PERSETUJUAN
PEMBIMBING
|
|||
|
|||
PERSETUJUAN DEWAN
PENGUJI UJIAN SKRIPSI
|
|||
|
|||
Tanggal Lulus :
NAMA : ARMAT
NPM : 20078200266
JUDUL : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN PADA KONSEP PELAKSANAAN DEMOKRASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY DI KELAS
VIII 1 SMP ISLAM AL-ASMANIYAH KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG
|
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber dari segala ilmu
pengetahuan, sumber dari segala kebenaran, Sang Maha Cahaya, Penabur cahaya Ilham,
Pilar nalar kebenaran dan kebaikan bagi mahluk-Nya, Allah SWT.
Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan segala
kebaikan kepada umatnya.
Skripsi ini terselesaikan
karena bantuan semua pihak. Untuk
itu, penulis dengan hati yang tulus dan
ikhlas penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1.
Dr. H. Sugiharto. M.M. Selaku Ketua
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan ( STKIP) Kusuma Negara Jakarta
2.
Dr. Sri Rahayu Pudjiastuti. M. Pd.
Pembantu Ketua I Akademik STKIP Kusuma
Negara Jakarta.
3.
Drs. Agus Zuhdi, Selaku pembimbing
I dan Ketua Program Studi PPKn STKIP
Kusuma Negara Jakarta, yang telah memberikan pengarahan yang sangat berharga.
4.
Kusnadi. M.Pd. Selaku pembimbing
II, yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan perbaikan dalam
penyusunan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen dan Staff STKIP Kusuma Negara, yang telah banyak
memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
6.
H. Achmad Sholihan selaku Ketua
Yayasan SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang.
7.
Hj. Tuti Kholilah S.Pd.I selaku
Kepala Sekolah SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang, yang telah membantu
penulis selama menjalani penelitian di SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua
Tangerang.
8.
Khusus kepada ibu, sebagai sumber
kehidupan saya, pembimbing hidup saya, pendidik saya, yang telah membesarkan
dan mendidik saya untuk bersikap terbuka, kreatif dan bijaksana, yang memiliki
peran sangat penting dan tak terhingga.
9.
Khusus Siti Nur Aeni, istri saya,
yang banyak memberikan dorongan semangat untuk terus menuntut ilmu dan selalu
memberikan inspirasi dalam hidup ini.
10.
Untuk semua pihak yang telah begitu
banyak memberikan inspirasi baik secara langsung maupun tak langsung.
Akhirnya kepada mereka senantiasa penulis
berharap semoga Allah SWT membalas budi baik tersebut, dan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.
Jakarta, 25
Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii
KATA
PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR
ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR
TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 7
BAB II KERANGKA TEORITIS, METODE INQUIRY
DAN KERANGKA BERPIKIR TINDAKAN
A. Kajian Pustaka .................................................................................. 8
1. Hakikat Hasil Belajar Pkn ........................................................... 8
2. Hakikat Metode Inquiry ............................................................. 23
B. Kerangka Pikir Tindakan .................................................................. 28
BAB III
METODE PENELITIAN KUALITATIF
A.
Tujuan Penelitian .............................................................................. 32
B.
Waktu Dan Tempat Penelitian .......................................................... 32
C.
Metode Penelitian ............................................................................. 32
D.
Sumber Data ..................................................................................... 36
E.
Tekhnik Pengumpulan Data .............................................................. 36
F.
Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 38
G.
Teknik Analisa Data ......................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................ 46
1. Sejarah singkat berdirinya SMP Islam Al-Asmaniyah ................ 46
2. Visi Dan Misi .............................................................................. 46
3. Keadaan
Siswa, Guru Dan Karyawan ........................................ 47
B. Pembahasan.......................................................................................
49
C. Temuan Penelitian ............................................................................. 55
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Implikasi ........................................................................................... 59
C. Saran-saran ........................................................................................ 58
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
................................................................................. 64
DAFTAR
TABEL
Tabel 1 Keadaan siswa/I
SMP Islam Al-Asmaniyah ........................................... 47
Tabel 2 Daftar Personal
SMP Islam Al-Asmaniyah ............................................. 47
Tabel 3
Keadaan Sarana dan prasarana ................................................................ 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: RPP...................................................................................................
64
Lampiran
2: RPP...................................................................................................
66
Lampiran
3: RPP...................................................................................................
68
Lampiran
4: Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................................ 70
Lampiran
5: Nilai hasil belajar sikus I...................................................................
71
Lampiran
6: Hasil observasi siklus I ..................................................................... 73
Lampiran
7: Hasil observasi siklus I ..................................................................... 74
Lampiran
8: Hasil observasi siklus I ..................................................................... 75
Lampiran
9: Hasil wawancara informan 1, pada siklus I ..................................... 76
Lampiran
10: Hasil wawancara informan 2, pada siklus I ................................... 77
Lampiran
11: Hasil wawancara informan 3, pada siklus I ................................... 78
Lampiran 12: Hasil
wawancara key forman siklus I ............................................ 79
Lampiran
13: Perencanaan Tindakan Siklus II ..................................................... 82
Lampiran
14: Nilai hasil belajar siklus II .............................................................. 83
Lampiran 15:
Hasil observasi siklus II ................................................................. 84
Lampiran 16:
Hasil observasi siklus II ................................................................. 85
Lampiran 17:
Hasil observasi siklus II ................................................................. 86
Lampiran 18:
Hasil wawancara informan 1, pada siklus II .................................. 87
Lampiran 19:
Hasil wawancara informan 2, pada siklus II .................................. 88
Lampiran 20:
Hasil wawancara informan 3, pada siklus II .................................. 89
Lampiran
21: Perencanaan Tindakan Siklus III ................................................... 90
Lampiran
22: Nilai hasil belajar siklus III ............................................................ 92
Lampiran 23:
Hasil observasi siklus III ................................................................ 93
Lampiran 24:
Hasil observasi siklus III ................................................................ 94
Lampiran 25:
Hasil observasi siklus III ................................................................ 95
Lampiran 26:
Hasil wawancara informan 1, pada siklus III ................................ 96
Lampiran 27:
Hasil wawancara informan 2, pada siklus III ................................ 97
Lampiran 28:
Hasil wawancara informan 3, pada siklus III ................................ 99
Lampiran 29: Hasil
wawancara key forman siklus III ......................................... 100
Lampiran 30:
Hasil wawancara siklus III ............................................................. 101
Lampiran
31: Dokumentasi Kegiatan ................................................................... 102
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama yang
berpengaruh penting untuk perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa,
serta pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan siswa yang dapat berperan
dalam masyarakat yang akan datang, baik
sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat, hal tersebut bisa dilakukan
melalui pemberian bimbingan, pelatihan dan pengajaran.
Pendidikan juga merupakan kebutuhan setiap
warga negara yang selalu mendambakan peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai unsur pokok dalam pembangunan negara. Pendidikan nasional suatu negara
mempunyai tujuan tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan
pendidikan di Indonesia
tertuang dalam Undang-undang sistem pendidikan pasal 3 tahun 2003 yang
berbunyi:
“Pendidikan nasional berpungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”[1]
|
Pendidikan menurut Charles E. Silberman tidak
sama dengan pengajaran, karena pengajaran hanya menitik beratkan pada usaha
mengembangkan intelektualitas manusia, sedangkan pendidikan berusaha
mengembangkan seluruh asfek kepribadian dan kemampuan manusia, baik dilihat
dari asfek kognitif, apektif, dan psikomotorik.[2]
O'Connor berpendapat bahwa suatu teori
pendidikan perlu memiliki syarat-syarat seperti logis yaitu memenuhi
syarat-syarat untuk berfikir lurus dan benar, deskriptif atau penggambaran
berarti dipaparkan secara jelas, dan menjelaskan berarti memberikan penerangan.[3]
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para pendidik disamping harus menguasai bahan
dan materi pelajaran, tentu pula harus mengetahui bagaimana cara materi
pelajaran itu disampaikan dan mengetahui karakteristik setiap siswa yang
menerima materi pelajaran tersebut. Terkadang kegagalan pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran bukan karena pendidik yang kurang menguasai
materi, akan tetapi karena pendidik tidak tahu bagaimana cara menyampaikan
materi pelajaran tersebut dengan baik, sehingga siswa dapat belajar dengan
suasana yang menyenangkan dan mengasyikan, maka pendidik perlu memiliki
pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-teknik pembelajaran dengan memahami
teori-teori belajar dan teknik mengajar yang baik dan tepat.
Pembelajaran yang terjadi sekarang ini secara
umum di sekolah menunjukan bahwa banyak siswa yang datang ke sekolah secara
terpaksa, karena sistem pembelajaran yang cenderung menggunakan sistem yang
mengikat. Untuk itu agar perasaan terpaksa dalam dalam belajar tidak berlanjut,
maka sekolah harus melakukan perubahan-perubahan dalam kerangka berpikir
pendidik dan para siswanya.
Para
pendidik di sekolah sebagai penanggung jawab pembelajaran dalam institusi,
sekolah harus membuat terobosan-terobosan pengajaran untuk memecahkan
problematika belajar para siswanya. Setelah itu pendidik memberikan
teknik-teknik belajar kepada siswa tentang bagaimana cara belajar yang baik.
Dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta mengasyikan bagi para siswa, maka para pendidik
diharapkan dapat menggunakan metode-metode belajar yang sesuai. Dengan
demikian perlu bagi para pendidik mengadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pengajaran dan pendidikan mencapai
sasaran yang tepat sesuai dengan yang diinginkan.
Berdasarkan pendidikan seumur hidup dan
kehidupan seorang anak yang paling banyak terdapat dalam lingkungan keluarga, maka keluarga adalah
lingkungan yang pertama dari seorang anak untuk mendapatkan didikan dan
bimbingan dari orang tua. Secara kodrati sebagai penanggung jawab atas
kewajibannya untuk memelihara, membina, melayani dan membantu memecahkan
masalah yang dihadapi anak. Oleh karena itu lingkungan keluarga merupakan
lembaga potensi dalam membina dan mengembangkan kepribadian, kecerdasan, bakat,
dan minat anak.
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas
VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang terutama pada mata
pelajaran PKn hasilnya masih sangat kurang memuaskan dan masih banyak juga
siswa yang nilainya di bawah KKM, yaitu mencapai nilai minimal 65, karena itu
peneliti berusaha meningkatkan hasil
belajar PKn tersebut dengan menggunakan metode inquiry supaya hasil siswa kelas
VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dapat mencapai di
atas KKM sesuai harapan dari peneliti.
Karena itu peneliti mencoba menggunakan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan komponen "Inquiry"
(menemukan) siswa diharapkan dapat menemukan sendiri penyelesaian permasalahan
materi PKn yang ada di semester II ini, sehingga hasil belajar siswa kelas VIII
dapat mencapai nilai di atas KKM.
Dengan demikan peneliti bermaksud untuk
meningkatkan hasil belajar PKn di kelas VIII semester II SMP Islam Al-Asmaniyah
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dengan pendekatan CTL yang menggunakan komponen
"inquiry" (menemukan), semoga hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dapat meningkat.
Pendekatan Konstektual (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Dari uraian yang telah disampaikan, maka
timbul ketertarikan dari penulis untuk mengetahui seberapa hasil belajar PKn
siswa kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Jika penulis
menggunakan metode pendekatan konstektual dengan komponen inquiry (menemukan).
Berdasarkan masalah tersebut bagi penulis yang menarik untuk diteliti tentang
upaya meningkatkan hasil belajar PKn pada konsep pelaksanaan demokrasi melalui metode inquiry, penelitian pada siswa
kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas, maka identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
- Bagaimana hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang?
- Bagaimana cara melakukan metode inquiry?
- Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang?
- Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa melalui metode inquiry?
C. Pembatasan Masalah
Untuk
memberikan batasan agar penelitian terfokus, maka penelitian dibatasi pada
upaya meningkatkan hasil belajar PKn pada konsep pelaksanaan demokrasi melalui
metode inquiry.
Hasil
belajar yang dipakai adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program RPP dengan kriteria yang telah
ditetapkan, yaitu berupa nilai post test.
Metode
inqury adalah suatu metode menemukan jawaban sendiri tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, belajar akan lebih bermakna dan berhasil jika anak
"mengalami" apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang
dikemukakan di atas, maka perumusan dalam masalah ini adalah sebagai berikut
"Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa melalui
metode inquiry".
E. Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian tentu ada
manfaatnya, adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
- Bagi pendidik bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan agar dapat menggunakan metode yang tepat, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
- Bagi SMP Islam Al-Asmaniyah, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk mengadakan revisi dalam penggunaan metode-metode pembelajaran yang lebih baik dan bisa menyenangkan siswa, sehingga hasil kegiatan belajar mengajar khususnya di SMP Islam Al-Asmaniyah dapat berhasil dengan baik dan memuaskan.
- Bagi STKIP Kusuma Negara, hasil penelitian ini dapat dijadikan indikator dalam memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
[1]
UUSPN Bab: 3 Th. 2003
[2] Syaiful Sagala. Konsep Dan Makna Pembelajaran.
Jakarta:
Alfabeta. Hal. 5
[3] Ibid. Hal. 7s
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, DAN KERANGKA BERFIKIR TINDAKAN
A.
|
- Hakikat Hasil Belajar PKn
Setiap
kegiatan yang dilakukan seseorang tentunya mengharapkan suatu hasil, begitu
pula dengan halnya kegiatan belajar. Dari kegiatan belajar diharapkan dapat menghasilkan
sesuatu sebagai hasil proses belajar, untuk mengetahui keberhasilan belajar
perlu diadakan penilaian hasil belajar.
Hasil
belajar dapat diartikan sebagai prestasi. Menurut Poerwadarminta "prestasi
adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)".[1]
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil belajar didefinisikan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya
ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru.[2]
Menurut
Ametenbun, bahwa definisi hasil belajar adalah "nilai akhir dari seorang
siswa yang diukur melalui tekhnik evaluasi, memenuhi asfek evaluasi dan dapat
digunakan sebagai petunjuk seberapa jauh materi pelajaran yang telah dikuasai
oleh siswa".[3]
Sedangkan
menurut Nasution Hasil belajar adalah "suatu perubahan yang terjadi pada
individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga
untuk membentuk kecakapan dan
penghargaan dalam diri pribadi yang belajar".[4]
Asubel
sebagaimana dikutif oleh Dahar, menyatakan bahwa hasil belajar merupakan salah
satu syarat untuk terjadinya belajar bermakna, yaitu "suatu proses yang
mengaitkan informasi baru dengan konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang".[5]
Kingsley,
sebagaimana dikutif oleh Nana Sudjana, membagi hasil belajar menjadi tiga
macam, yaitu:
1) Keterampilan Dan
Kebiasaan
2) Pengetahuan Dan
Pengertian
3) Sikap Dan Cita-cita[6]
Gagne,
sebagaimana dikutif oleh Warsito, membagi hasil belajar menjadi lima kategori,
yaitu:
1) Keterampilan
Intelektual
2) Informasi Verbal
3) Strategi Kognitif
4) Keterampilan Motorik
5) Sikap[7]
Belajar
adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan,[8]
sehingga belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. sebagai suatu
proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin
ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Misalnya psikologi pendidikan,
karena dengan demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya
riset dan eksperimen psikologi pendidikanpun diarahkan pada tercapainya
pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.
Perubahan
dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam
belajar. Karena kemampuan berubahlah manusia terbebas dari kemandegan fungsinya
sebagai khalifah di bumi. Selain itu, dengan berubah melalui belajar itu,
manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan
keputusan-keputusan yang penting untuk kehidupannya.
Banyak
sekali kalau bukan seluruhnya bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri
manusia yang bergantung pada belajar, sehingga kualitas peradaban manusia juga
terpulang pada materi dan cara ia belajar. E.L. Thorndike meramalkan, jika
kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang
ada sekarang tak akan berguna bagi generasi mendatang, bahkan mungkin peradaban
itu sendiri akan lenyap ditelan zaman.[9]
Belajar
juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat
manusia (bangsa) ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat diantara
bangsa-bangsa lainnya yang lebih maju dahulu karena belajar. Akibat persaingan
tersebut, kenyataan tragis juga bisa terjadi karena belajar. Contoh tidak
sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk mengintimidasi bahkan
menghancurkan kehidupan orang lain.
Fontana
(1981) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif
tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.[10]
Robert
Gagne (1985) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam
kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.[11]
Robert
Gagne juga memberikan delapan jenis belajar yaitu:
1)
Belajar Isyarat (Learning)
2)
Belajar Stimulus Respon (Stimulus, Response
Learning)
3)
Belajar Rangkaian (Chaining Learning)
4)
Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association
Learning)
5)
Belajar Membedakan (Driscimination Learning).[12]
Menurut
Bloom, sebagaimana dikutif oleh Ruseffendi, bahwa hasil belajar dibagi menjadi
tiga ranah, yaitu:
1) Ranah Kognitif
2) Ranah Afektif
3) Ranah Psikomotor[13]
Muhibbin
Syah menyatakan bahwa untuk mengungkap hasil belajar yang ideal harus meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Namun demikian, pengukuran perubahan tingkah laku seluruh ranah
itu, khususnya ranah murid sangatlah sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil
belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Oleh
sebab itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil
cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang
berdimensi cipta, rasa, maupun yang berdimensi karsa.[14]
Dari
beberapa definisi tentang hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
dari proses belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
baik, perubahan tersebut bersifat tetap untuk jangka waktu yang cukup panjang.
Perubahan tersebut mencakup berbagai aspek, baik berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, maupun pengertian. Selain itu, hasil belajar juga
dipengaruhi oleh faktor individual dan faktor sosial.
Berdasarkan
teori-teori di atas yang dimaksud dengan prestasi atau hasil belajar adalah
perolehan skor setiap siswa dalam mengerjakan suatu tes. Tes tersebut diselenggarakan
setelah siswa mengalami proses kegiatan belajar mengajar yang materi dan tujuan
instruksionalnya telah ditentukan sebelumnya.
Dalam
Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian dinyatakan bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan berkesinambungan, bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi
kegiatan sebagai berikut:
1.
Menginformasikan silabus mata pelajaran yang didalamnya
memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
2.
Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih
tekhnik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3.
Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaan
sesuai dengan bentuk dan tekhnik penilaian yang dipilih.
4.
Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan
bentuk lain yang diperlukan.
5.
Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan
hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
6.
Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta
didik disertai komentar yang mendidik.
7.
Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
pembelajaran.
8.
Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada
setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai
prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan
kompetensi utuh.
9.
Melaporkan hasil penilaian kepribadian kepada guru
pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori baik, sangat baik
atau kurang baik.
Hasil
belajar adalah prestasi belajar yang di simbolkan melalui angka numerik yag
diperoleh siswa dari hasil tes yang dilakukan oleh guru setelah siswa mengalami
proses pembelajaran. Belajar memiliki teori-teori tertentu, sebagai berikut:
2.1 Teori Contructivism
Teori
Contructivism, lahir sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap penemuan para
ahli sebelumnya yang menyatakan bahwa belajar sebagai proses hubungan
stimulus-respons-reinforcement. Teori ini dibangun atas beberapa teori belajar
kognitif yang meliputi teori Gestalt, cognitif field, cognitif development,
discovery, dan teori humanitis.
Berdasarkan
pada berbagai landasan teori psikologi tersebut, teori contructivism
berpendapat bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh reward dan
reinforcement sebagai yang terdapat pada teori belajar psikologi behavioristik,
jika teori behavioristik mengatakan, bahwa belajar dapat diamati secara
langsung, maka teori contructivism menyatakan bahwa belajar adalah proses kegiatan
mental yang tidak dapat disaksikan dari luar.[15]
2.2 Teori Conditioning
Secara
harfiah, conditioning berarti penciptaan baru. Teori ini dikembangkan oleh Ivan
Paplop (1849-1936) dengan berdasarkan pada hasil percobaan dengan menggunakan
anjing. Berdasarkan percobaannya ini, Paplop merumuskan teori belajar sebagai
berikut:
a) Bahwa suatu perbuatan
atau reflek dapat dipindahkan keperbuatan
atau reflek yang lainnya.
b) Bahwa belajar erat
kaitannya dengan prinsip penguatan kembali, atau dengan kata lain, bahwa pengulangan-pengulangan
dalam hal belajar adalah penting dilakukan.[16]
Berdasarkan
uraian di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya teori pembelajaran conditioning
ini bersumber pada kajian tentang psikologi manusia, penciptaan kondisi yang
sama secara berulang-ulang menjadi hal yang sangat menentukan terjadinya
kegiatan proses belajar mengajar.
2.3 Teori Connectinism
Teori
pembelajaran Connectinism ditemukan oleh Edward L. Thorndike (1874-1949).
Menurut teori ini, bahwa belajar pada dasarnya merupakan sebuah proses asosiasi
antara kesan panca indera (sense of impression) dengan impuls (tekanan) untuk
bertindak (impuls to action).[17]
Pendidikan
di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara
kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya
didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme, yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama
walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik atau
golongannya.
Komitmen
dan konsistensi yang kuat terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk
memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai negara kesatuan
dengan bentuk Republik.
Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Dalam
perkembangan sejak proklamasi 17 agustus 1945 sampai dengan penghujung abad
ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang mengancam
keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang
kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Yang berdasarkan kepada Pancasila dan
Undang-undang dasar 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan
kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai
generasi penerus bangsa.
Indonesia
harus menghindari sistem Pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga
negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kehidupan yang demokratis dalam
kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan
dan organisasi-organisasi non Pemerintahan perlu dikenali, dipahami,
diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaaan prinsip-prinsip
demokrasi. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan
terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti
korupsi, kolusi dan nepotisme.
Mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan kepada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-undang dasar 1945.
Mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:[18]
1) Berpikir secara
kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara
aktif dan bertanggung, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.
3) Berkembang secara
positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung
dengan memanpaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi.
Ruang
lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1) Persatuan dan
kesatuan bangsa, meliputi:
a) Hidup rukun dalam
perbedaan
b) Cinta lingkungan
c) Kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia
d) Sumpah pemuda
e) Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
f) Partisipasi dalam
pembelaan negara
g) Sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
h) Keterbukaan dan
jaminan keadilan
2) Norma hukum dan
peraturan, meliputi:
a)
Tertib dalam kehidupan keluarga
b)
Tata tertib dalam sekolah
c)
Norma yang berlaku dimasyarakat
d)
Peraturan-peraturan daerah
e)
Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
f)
Sistem hukum peradilan Nasional
g)
Hukum peradilan Internasional
3) Hak asasi manusia
meliputi:
a)
Hak dan kewajiban anak
b)
Hak dan kewajiban anggota masyarakat
c)
Instrument Nasional Dan Internasional HAM
d)
Pemajuan, Penghormatan, Dan Perlindungan HAM
4) Kebutuhan warga
meliputi"
a) Hidup gotong royong
b) Harga diri sebagai
warga masyarakat
c) Kebebasan
berorganisasi
d) Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat
e) Menghargai keputusan
bersama
f) Prestasi diri
g) Persamaan kedudukan
warga negara
5) Konstitusi negara
meliputi:
a) Proklamasi
kemerdekaan
b) Hubungan dasar negara
dengan konstitusi
6) Kekuasaan dan politik
meliputi:
a)
Pemerintah desa dan kecamatan
b)
Pemerintahan daerah dan otonomi
c)
Pemerintahan pusat
d)
Demokrasi dan sistem politik
e)
Budaya politik
f)
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani
g)
Sistem pemerintahan
h)
Pers dalam masyarakat demokrasi
7) Pancasila meliputi:
a) Kedudukan pancasila
sebagai dasar negara dan idiologi negara
b) Proses perumusan
pancasila sebagai dasar negara
c) Pengalaman
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
d) Pancasila sebagai
idiologi terbuka
8) Globalisasi meliputi:
a) Globalisasi
dilingkungannya
b) Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
c) Hubungan Nasional Dan
Internasional
d) Mengevaluasi
globalisasi[19]
Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar PKn adalah sebagai berikut:
a) Faktor keluarga yang
sangat berpengaruh besar terhadap kerajinan siswa dalam belajar PKn di rumah,
serta mendukung sekali semangat siswa dalam belajar.
b) Faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap siswa dalam belajar karena, dalam kehidupan
sehari-hari siswa juga bergaul dengan lingkungan disekitarnya, sehingga bisa
mempengaruhi perkembangan jiwa siswa tersebut.
c) Fakor sekolah dimana
sarana dan prasarana di sekolah serta situasi di sekolah juga bisa mempengaruhi
hasil belajar siswa.
d) Faktor metode guru
dalam penyampaian materi pelajaran PKn di sekolah, sebaiknya guru menggunakan
metode yang kira-kira cocok dan bisa menarik perhatian minat belajar siswa,
sehingga siswa merasa senang dengan pelajaran PKn.
e) Faktor dari dalam
diri siswa itu sendiri, dimana siswa harus selalu aktif dan rajin dalam belajar
sehingga hasil belajar dapat meningkat.
Faktor
lain metode inquiry dalam meningkatkan hasil belajar PKn adalah terkadang siswa
yang pasif dan acuh terhadap pembahasan materi, maka dalam hal demikian guru
hendaknya memperhatikan dan memberikan motivasi kepada siswa supaya seluruh
siswa ikut serta dalam inquiry.
Dari
teori dan pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar PKn dapat diduga
adanya hubungan antara metode inquiry dengan hasil belajar PKn dikarenakan
metode inquiry akan dapat lebih berhasil atau tercapai karena siswa bisa
menemukan sendiri jawaban-jawaban terhadap pertanyaan pada materi PKn, sehingga
proses belajar mengajar dapat aktif dan membahagiakan serta bisa menumbuhkan
semangat belajar pada siswa.
2. Hakikat Metode
Inquiry
Metode
Inquiry adalah suatu metode menemukan jawaban sendiri tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, belajar akan lebih baik dan bermakna jika anak mengalami
"apa yang dipelajarinya" bukan mengetahuinya.
Dalam
menggunakan metode seperti ini dibutuhkan pendekatan yang sesuai. Pendekatan
ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar,
mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Proses
pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai
pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian siswa
lebih banyak melakukan kegiatan sendiri
atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan
guru.
Pembelajaran
inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu benda, manusia atau
peristiwa).
Joyce
(dalam Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi
timbulnya kegiatan inqury bagi siswa, yaitu:[20]
1. Aspek sosial di dalam
kelas dan suasana bebas terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdikusi.
2. Berfokus pada
hipotesis yang perlu diujiP kebenarannya.
3. Penggunaan fakta
sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan
reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian
hipotesis.
Pendekatan
inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakan dasar dan
mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih
banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah,
siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
Peranan
guru dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator
belajar, tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada
kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri.
Pendekatan
inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut:
1. Guru harus terampil
dalam memilih persoalan yang relevan untuk menantang siswa dan sesuai dengan nalar siswa.
2. Guru harus terampil
dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi menyenangkan.
3. Adanya fasilitas dan
sumber belajar yang cukup.
4. Adanya kebebasan
siswa untuk berpendapat, berkarya, dan berdiskusi.
5. Partisipasi siswa
dalam setiap kegiatan belajar.
6. Guru tidak banyak
campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Ada
lima tahapan yang harus ditempuh dalam melaksanakan pendekatan inquiry, yaitu:
1. Perumusan masalah
untuk dipecahkan siswa.
2. Menetapkan jawaban
sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis.
3. Siswa mencari
informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan.
4. Menarik kesimpulan
jawaban atau generalisasi.
5. Mengaplikasikan
kesimpulan.
Kegiatan
ini dilaksanakan pada saat tatap muka atau pada saat kegiatan terjadwal, dengan
demikian dalam pendekatan inquiry model komunikasi yang digunakan, bukan
komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak
arah.
Studi
dan penelitian terhadap kedua pendekatan ini telah banyak dilakukan, berbagai
studi tersebut antara lain menyimpulkan bahwa pendekatan ekspositori dan
inquiry tidak berbeda efektifnya dalam mencapai hasil belajar yang bersifat
informasi, fakta dan konsep, tetapi berbeda secara signifikan dalam mencapai
keterampilan berfikir, pendekatan inquiry lebih efektif dari pendekatan
ekspositori.
Pendekatan Inquiry/Discovery dalam Pembelajaran
Siklus
dalam metode inquiry adalah merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran,
siklus inquiry tersebut terdiri dari:
1) Observasi
2) Bertanya
3) Mengajukan dugaan
4) Pengumpulan data
5) Penyimpulan
Metode
inquiry tersebut mungkin bisa berimbas atau
menyebabkan siswa lebih mudah memahami serta bisa aktif dan kreatif untuk menemukan sendiri tentang
jawaban materi PKn, sehingga hasil belajar PKn bisa lebih meningkat dengan
baik.
Langkah-langkah
yang akan peneliti gunakan dalam metode pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah
dalam mata pelajaran PKn kelas VIII di semester II.
2) Mengamati atau
melakukan observasi tentang buku paket materi PKn atau sumber lain yang
berhubungan dengan materi PKn kelas VIII semester II, serta mengumpulkan hasil
post test dari siswa.
3) Menganalisis hasil
post test di setiap siklus, serta hasil wawancara dengan siswa.
4) Menyajikan hasil pada
guru kolaborasi dan pada siswa.
Maka
dengan itu peneliti melakukan perumusan, pengamatan, penganalisisan, dan
penyajian hasil pada setiap siklus yang telah dilakukan peneliti. Diharapkan
dengan penelitian itu dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Kerangka Pikir
Tindakan
Teori
hasil belajar PKn adalah merupakan suatu cara atau konsep yang digunakan
sebagai dasar untuk mengatasi masalah-masalah atau kejadian-kejadian secara
lebih tepat, guna meningkatkan hasil belajar PKn, agar dapat mencapai target
yang telah ditentukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam
dunia pendidikan termasuk persekolahan baik modern maupun tradisional, peranan
guru ikut menentukan out put atau hasil lulusan dari lembaga persekolahan yang
bersangkutan. Dalam sistem persekolahan yang menggunakan peralatan tekhnologi
modern seperti televisi, radio, internet dan dikelola dengan manajemen modern,
membutuhkan seorang guru untuk membuat program dan menjabarkan kurikulum ke
dalam pokok bahasan dan persiapan pembelajaran.
Materi
pelajaran yang terdiri dari berbagai pokok bahasan terkadang memuat
materi-materi yang memerlukan metode-metode tertentu dalam penyampaiannya agar
tujuan pembelajaran yang dicapai dapat diperoleh secara optimal.
Materi
pelajaran atau pokok bahasan yang disampaikan dengan metode yang sesuai pilihan
guru akan menambah daya tarik siswa untuk mempelajarinya. Daya tarik ini secara
otomatis akan merangsang sekaligus mendorong timbulnya motivasi siswa terhadap
materi tersebut, sehingga berakibat pada hasil belajarnya.
Dalam
hal ini sudah sepatutnya seorang guru berusaha membangkitkan motivasi siswa
untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya, salah
satunya dengan jalan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan diajarkan. Jika motivasi belajar siswa meningkat, maka hasil belajar akan
meningkat pula. Oleh karenanya, motivasi belajar merupakan salah satu indikator
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Banyak
faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam belajar, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Guru memegang peranan penting dalam pembelajaran
siswa, terlebih pada metode pembelajaran yang dipakai. Seorang guru mesti
memiliki kemampuan dalam menguasai kelas, memiliki metode yang sesuai dan
variatif, diantara metode pembelajaran yang sesuai dengan teori conditioning
adalah metode inquiry.
Metode
Inquiry merupakan metode yang akan digunakan untuk kegiatan inti dalam
pembelajaran, karena metode ini adalah suatu metode menemukan jawaban sendiri,
jadi siswa bisa lebih mudah, lebih aktif serta lebih kretaif dalam menjawab pertanyaan post tes yang
diberikan oleh guru, sehingga hasil belajar dapat meningkat dengan baik.
Keterkaitan
antara hasil belajar PKn dengan metode inqury ini sangat erat sekali, karena
metode ini sangat bisa meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu metode pembelajaran inquiry mempunyai keunggulan dan
kelebihan tersendiri, yaitu:
1) Siswa dapat menemukan
sendiri jawaban atas pertanyaan post tes dan wawancara yang diberikan oleh
guru.
2) Siswa dapat mempunyai
pengetahuan, kecerdasan, dan wawasan yang luas dalam menjawab pertanyaan,
karena siswa menemukan sendiri jawaban tersebut dan bukan menurut buku.
3) Siswa dapat mengalami
sendiri tentang apa yang sedang dipelajari dan bukan hanya mengetahuinya.
4) Siswa dapat lebih
aktif dan kreatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, karena
jawaban tersebut dari hasil pemikirannya sendiri.
5) Siswa dapat saling
bertanya jawab dengan temannya untuk mendapatkan masukan, sehingga dapat
memunculkan ide-ide tersendiri dari pikirannya sendiri untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Melalui
metode pembelajaran inquiry diharapkan siswa dapat belajar mengetahui (learning
to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning
to live), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be), jika
ini dilakukan, maka diyakinkan bahwa prestasi belajar PKn siswa akan meningkat.
[1] Poerwadarminta. 1997. Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai
Pustaka. Hal. 786
[3] Ametenbun. 1981 Managemen
Kelas Penuntun Guru Dan Calon Guru. Bandung:
IKIP Bandung.
Hal. 272
[4] S. Nasution. 1994. Didaktik
Asas-Asas Mengajar. Bandung:
Bumi Aksara. Hal. 24
[5] Ratna Wilis Dahar.
1989. Teori-TeoriBelajar. Jakarta:
Erlangga. Hal. 111
[6] Nana Sudjana 1991. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Hal. 22
[7] Warsito. 1998. Pengaruh
Metode Penugasan Dan Gaya
Belajar Terhadap Hasil Belajar Kalkulus I. Tesis. Jakarta:
PPS IKIP Jakarta.
Hal. 24
[8] Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Hal. 93
[13] E.T Ruseffendi. 1991.
Mengembangkan Kompetensi Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Hal.
219
[14] Muhibbin Syah. 1995. Psikologi
Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Hal. 89
[15] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya 2006) Hal, 110
[17] Sudirman, dkk, Interaksi Dan Motivasi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Raju Grafindo Persada, 2006) Hal, 33
[19] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk SMP.
Jakarta: Bp Dharma Bhakti. 2006. Hal. 154-156
[20] Sopan Amri&Iif Khoiru Ahmadi, Konstruksi
Pengembangan Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka, hal 200
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan
memperbaiki hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa
Dua Kabupaten Tangerang, dengan pembelajaran serta pemecahan masalah yang real
yang muncul di dalam kelas dengan jalan Penelitian Tindakan Kelas yang
menggunakan metode inquiry (menemukan).
B.
Waktu Dan Tempat Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian terhitung selama empat bulan, sejak bulan
September sampai dengan bulan Desember 2010.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian diadakan di SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang di kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa.
C.
Metode Penelitian
|
Rapoport mengartikan Penelitian Tindakan
Kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang
dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial
dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.[1]
Adapun tujuan dari PTK ini adalah selain
untuk memecahkan permasalahan konkrit di dalam kelas yang dialami langsung oleh
guru dan siswa, juga untuk mendorong tumbuhnya budaya akademis dan meningkatkan
profesionalisme guru.
Dengan PTK , diharapkan budaya akademis guru
lebih bergairah. Kesan selama ini bahwa guru hanya bergelut pada rutinitas
tugas-tugas pengajarannya secara statis. Padahal dibalik itu, masih ada tugas
profesi lainnya yang harus menjadi budaya akademis seperti PTK tersebut. Jika
budaya akademis guru meningkat, maka ada kecenderungan akan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas PBM.
Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif yang dilakukan dengan bentuk siklus atau melingkar. Penelitian
kualitatif dimulai dengan menentukan atau memilih suatu proyek penelitian,
kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Seterusnya peneliti mengumpulkan data dengan membuat
catatan lapangan sambil menganalisis data. Proses ini berulang-ulang beberapa
kali sehingga pertanyaan penelitian mendapat jawaban dan dapat dibuat
kesimpulan penelitian.
Menurut Sudjarwo (2001) pendekatan penelitian
kualitatif harus memiliki prinsip yaitu peneliti harus menjadi partisipan yang
aktif bersama objek yang diteliti.[2] Di
sini diharapkan peneliti mampu melihat suatu fenomena dilapangan secara
struktural dan fungsional. Maksud struktural di sini adalah peneliti harus
melihat fenomena sosial dengan tidak melepaskan diri dari struktur bangun yang
ada kaitannya dengan struktur lainnya. Sedangkan fungsional adalah peneliti
harus mampu memahami suatu fenomena dari pandangan fungsinya dengan fenomena
lain atau responden.
Berdasarkan variabel yang diteliti, masalah
yang dirumuskan dan hipotesis yang diajukan, maka penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan cara "Penelitian Tindakan Kelas"
(PTK) atau "Classroom Action Research", yaitu penelitian yang
dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang. Yaitu pada mata pelajaran PKn pada materi pokok bahasan tentang
pelaksanaan demokrasi yang ada di semester II dengan menggunakan metode
Pendekatan Konstektual (CTL) melalui komponen inquiry (menemukan).
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba
menggunakan siklus pelaksanaan PTK dari "Kurt Lewin" yang terdiri
dari beberapa siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat komponen,
diantaranya yaitu:
1)
Perencanaan (Planning)
2)
Tindakan (Acting)
3)
Pengamatan (Observation)
4)
Refleksi (Reflecting).[3]
Hubungan ke empat komponen tersebut dipandang
sebagai satu siklus, yang dapat digambarkan sebagai berikut.[4]
Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat
ditentukan apakah siklus selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak, sedangkan
penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan ketentuan jika bedasarkan hasil
pengamatan telah menunjukan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai
rencana dan siswa memperlihatkan motivasi yang tinggi dalam belajar PKn.
D.
Sumber Data
Data diperoleh dari informan dan key forman.
Adapun informan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Islam
Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Yang berjumlah 30 orang siswa,
sedangkan key informan sebagai kolaborator data adalah guru-guru.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah dalam pengumpulan data
terdiri dari:
1)
Memeriksa hasil test siswa baik
tes individu maupun kelompok
2)
Memberi nilai hasil tes individu
maupun kelompok
3)
Memasukkan ke daftar nilai siswa
4)
Hasil nilai tes wawancara individu
maupun kelompok[5]
Proses pengumpulan data ini terdiri atas
analisa data pada saat ini dilapangan yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dan pada saat data tersebut sudah terkumpul semua. Data yang sudah
terkumpul berupa hasil wawancara, observasi, dan hasil dari post tes tiap-tiap
siklus.
Teknik pengumpula data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan
melalui beberapa metode, yaitu:
- Wawancara
Sedikit
banyak juga merupakan angket lisan, responden atau interviewee
mengemukakan informasinya secara lisan dalam hubungan tatap muka, jadi
responden tidak perlu menuliskan jawabannya, melalui tekhnik wawancara,
peneliti bisa merangsang responden agar memiliki wawasan pengalaman yang lebih
luas. Dengan wawancara juga, peneliti dapat menggali soal-soal penting yang
belum terpikirkan dalam rencana penelitiannya. Wawancara juga tepat dipakai
untuk mencari data dari anak-anak, tuna aksarawan, orang-orang yang mengalami
kesulitan bahasa dan orang-orang yang intelegensinya pas-pasan saja.
- Observasi
Merupakan
sebagai alat pengumpulan data, observasi akan memberikan sumbangan yang sangat
penting dalam penelitian. Jenis-jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan
baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti.
- Referensi
Teknik
ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan tulisan-tulisan para ilmuwan, baik
dalam bentuk buku, majalah, artikel atau lainnya yang memuat teori-teori yang
berhubungan dengan penelitian ini.
- Dokumentasi
Dokumentasi
dimaksud berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan
kelas.
Tahap
analisa data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai
hasil tes, kemudian mengumpulkan data dan menyusun dalam satuan-satuan serta
mengkategorikannya.
F. Langkah-langkah
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuaitatif dengan cara penelitian tindakan
kelas atau Classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan di
kelas dalam proses belajar mengajar PKn di kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah.
Dalam
penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan siklus pelaksanaan PTK dari Kurt
Lewin yang terdiri dari beberapa siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari
empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun desain penelitian yang akan dilaksanakan dengan menggunakan
siklus-siklus sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
ü
Menyiapkan kelas tempat
penelitian
ü
Membuat rencana pengajaran
ü
Mendiskusikan RPP dengan
guru kolaborasi
ü Menyiapkan
materi ajar untuk setiap pertemuan
ü
Menyiapkan lembar observasi
untuk informan dan key informan, pedoman wawancara, catatan lapangan serta
keperluan lainnya.
ü Menyiapkan soal
post tes
ü Menyiapkan
peralatan dan dokumentasi yang diperlukan
ü Kelas dibagi
menjadi 5 (lima) kelompok
ü Kelompok satu
membahas tentang pengertian demokrasi dan menguraikan sejarah perkembangan
demokrasi
ü
Kelompok dua membahas
tentang macam-macam demokrasi
ü
Kelompok tiga membahas
tentang pengertian reformasi dan menguraikan macam-macam reformasi
ü Kelompok
empat membahas tentang kehidupan demokratis
ü Kelompok lima
membahas tentang sikap
positif terhadap pelaksanaan demokratis
b. Pelaksanaan
ü Menyiapkan
langkah-langkah yang akan digunakan pada proses belajar mengajar melalui metode
inquiry
ü Siswa
mempelajari materi tentang pelaksanaan demokrasi yang meliputi: pengertian
demokrasi dan hakikat demokrasi
ü Guru
membimbing siswa untuk mempelajari materi tersebut di atas dengan menggunakan
metode inquiry (menemukan)
ü
Mengerjakan soal-soal yang sudah
dipersiapkan oleh guru berupa soal post tes
ü Penilaian
hasil post tes yang telah diberikan pada siklus I
ü
Mewancarai informan dan key
informan
ü
Pengambilan dokumentasi
c.
Observasi
Dalam tahap ini berlangsung bersamaan dengan
pelaksanan observasi yang terdiri dari observasi terhadap informan dan key
informan, serta mencatat semua hal yang terjadi selama proses belajar mengajar
pada kegiatan belajar mengajar.
d.
Refleksi
Peneliti dan guru kolaborasi pada siklus I
mendapatkan hasil observasi dan wawancara siswa.
2.
Siklus II
a. Perencanaan
ü
Menyiapkan kelas tempat
penelitian
ü
Membuat rencana pengajaran
ü
Mendiskusikan RPP dengan
guru kolaborasi
ü Menyiapkan
materi ajar
ü
Menyiapkan lembar observasi
untuk informan dan key informan, pedoman wawancara, catatan lapangan serta keperluan
lainnya
ü
Menyiapan soal untuk
diskusi kelompok
ü Menyiapkan
nama-nama kelompok yang akan digunakan dalam diskusi kelompok
ü Menyiapkan
peralatan dan dokumentasi yang diperlukan
b. Pelaksanaan
ü Menyiapkan
langkah-langkah yang akan digunakan pada proses belajar mengajar melalui metode
inquiry
ü Siswa
mempelajari materi pelaksanaan demokrasi yang meliputi pengertian demokrasi dan
hakikat demokrasi
ü
Guru membimbing siswa untuk
mempelajari materi tersebut di atas dengan menggunakan metode inquiry (menemukan)
ü Melaksanakan
diskusi kelompok dengan materi yang sudah dipersiapkan oleh guru
ü Penilaian
hasil diskusi kelompok yang telah diberikan
ü
Mewancarai informan dan key
informan
ü
Pengambilan dokumentasi
c. Observasi
Dalam tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan observasi yang
terdiri dari observasi terhadap informan dan key informan, serta mencatat semua
hal yang terjadi selama proses belajar mengajar.
d. Refleksi
Peneliti dan guru kolaborasi pada siklus
mendapatkan hasil observasi dan wawancara siswa.
- Siklus III
a. Perencanaan
ü
Menyiapkan kelas tempat
penelitian
ü
Membuat rencana pengajaran
ü
Mendiskusikan RPP dengan
guru kolaborasi
ü Menyiapkan
materi ajar
ü
Menyiapkan lembar observasi
untuk informan dan key informan, pedoman wawancara, catatan lapangan serta
keperluan lainnya
ü Menyiapkan
soal untuk diskusi kelompok dan soal post tes
ü Menyiapkan nama-nama kelompok yang akan
digunakan dalam diskusi kelompok
ü Menyiapkan
peralatan dan dokumentasi yang diperlukan
b. Pelaksanaan
ü Menyiapkan
langkah-langkah yang akan digunakan pada proses belajar mengajar melalui metode
inquiry
ü Siswa
mempelajari materi pelaksanaan demokrasi yang meliputi pengertian demokrasi dan
hakikat demokrasi
ü Guru
membimbing siswa untuk mempelajari materi tersebut di atas dengan menggunakan
metode inquiry (menemukan)
ü Melaksanakan
diskusi kelompok dengan materi yang sudah dipersiapkan oleh guru serta
mengerjakan soal post tes
ü Penilaian
hasil diskusi kelompok dan hasil post tes
ü
Mewancarai informan dan key
informan
ü
Pengambilan dokumentasi
c. Observasi
Dalam tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan observasi yang
terdiri dari observasi terhadap informan dan key informan, serta mencatat semua
hal yang terjadi selama proses belajar mengajar pada kegiatan belajar mengajar
siklus III.
d. Refleksi
Peneliti dan guru kolaborasi pada siklus ini mendapatkan hasil
observasi dan wawancara siswa.
Adapun desain penelitian bisa digambarkan sebagai berikut:
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
SIKLUS III
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Catatan: Apabila permasalahan belum terselesaikan
dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
G. Teknik Analisa
Data
Kerangka
kerja analisis dilakukan secara bertahap, meliputi:
1. Koleksi data, dalam
hal ini peneliti menggunakan hasil observasi dan refleksi kemudian diajukan
pertanyaan mengapa dan apa sebabnya sehingga mulai terbangun kesimpulan.
2. Dalam analisis data
penelitian ini menggunakan triangulasi (segitiga), mempertentangkan persepsi
dan reaksi siswa dengan siswa lain dalam situasi kelas penelitian sehinga
didapat kesimpulan yang objektif.
3. Interpretasi dan
kesimpulan yang telah ditriangulasi dicocokkan dengan acuan teoritik,
menumbuhkan praktik dan pendapat guru atau peneliti sehingga menghasilkan
refleksi.
4. Refleksi yang
dihasilkan peneliti dengan kolaborator disintesiskan untuk mendapatkan temuan
penelitian.
Rangkaian
kegiatan analisis tersebut di atas menentukan keberlajutan tindakan-tindakan
lain dengan perencanaan strategi yang realistis yang dimonitor sendiri oleh
guru dengan prosedur penelitian tindakan kelas.
[1]
Gunawan Undang, Drs. Teknik Penelitian Tindakan Kelas.
sayagatama. hal. 6
[3] Ibid. Hal.
101-102
[4] Kemmis&Mc
Taggart. The Action Research Planner. (Deakin University. 1990)
Hal. 14
[5] Mardalis. Metode
Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. (Bumi Aksara. Jakarta: 2006 Hal. 77-79
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat
Berdirinya SMP Islam Al-Asmaniyah
Yayasan
SMP Islam Al-Asmaniyah dirintis sejak tahun 1424 H/2003 M, berasal dari pondok
pesantren Salafiyah yang berdiri tahun 1995 M, dipimpin oleh Ustadz H. Ahmad
Ghojali dan pada tanggal 27 Muharram 1424 H/2003 M. Pondok pesantren ini mulai
membuka pendidikan formal setingkat SMP bertempat di Jl. Diklat Pemda
Dukuhpinang Kelurahan Kelapa Dua Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Banten
menggunakan gudang yang dibeli oleh H. Asman, dengan niat tulus ikhlas
beliaupun mewakafkan tanah seluas 3000 m2 untuk pendidikan Yayasan
SMP Islam Al-Asmaniyah.
2. Visi Dan Misi
SMP
Islam Al-Asmaniyah mempunyai visi terbentuknya manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, terampil, berilmu pengetahuan dan teknologi
yang berakhlak mulia. Serta SMP Islam Al-Asmaniyah juga mempunyai misi sebagai
berikut:
a)
Beriman
b)
Bertaqwa kepada Allah SWT
c)
Cerdas
d)
|
e)
Berakhlak Karimah
f)
Menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
g)
Mampu mengaktualisasikan diri dan
kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara.
3. Keadaan Siswa, Guru
Dan Karyawan
a) Keadaan Siswa
Tabel 1
Keadaan Siswa/I Kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah
Kelapa Dua Tangerang
No
|
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
VIII
|
10
|
20
|
30
|
Jumlah
|
10
|
20
|
30
|
b) Keadaan Guru Dan Karyawan
Tabel 2
Daftar
Personal SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua
Kabupaten
Tangerang
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
H. Achmad Sholihan
|
Ketua Yayasan
|
2
|
Hj. Tuti Kholilah S. Pd
|
Kepsek
|
3
|
H. Dede Mamad
|
Guru
|
4
|
Drs. Adung Zapen S. Ag
|
Guru
|
5
|
Ahmad Faizi S. Ag
|
Guru
|
6
|
Armat
|
Guru
|
7
|
Amrillah A. Ma
|
Guru
|
8
|
Nuryanto S. Pd
|
Guru
|
9
|
Parjana A. Ma
|
Guru
|
10
|
Ernawati A. Ma
|
Guru
|
11
|
M. Imron Rosyadi
|
Guru
|
12
|
Tajudin S. Ag
|
Guru
|
13
|
H. Ahmad Ghojali
|
Guru
|
14
|
Anwar
|
Guru
|
15
|
Neneng Santriwati A. Ma
|
Guru
|
16
|
Waris Saputra
|
Guru
|
17
|
Mochammad Yayan Diyana
|
Guru
|
18
|
Rohayati A. Ma
|
Guru
|
19
|
Iyan Sudrajat S. HI
|
Guru
|
20
|
Endang Artinngsih S. Pd
|
Guru
|
21
|
Maman Nurohman
|
Guru
|
22
|
M. Amrillah A. Ma
|
Guru
|
23
|
Siti Mushibatul Khoeroh
|
Guru
|
24
|
Hj. Siti Aminah
|
Guru
|
25
|
Sarif Hidayatullah
|
TU
|
26
|
Ata Otoy
|
Penjaga Sekolah
|
c) Keadaan Sarana Dan Prasarana
Tabel 3
Keadaan
Sarana Dan Prasarana
SMP Islam
Al-Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang
No
|
Sarana Prasarana
|
Jumlah
|
1
|
Ruang Belajar
|
6
|
2
|
Ruang Guru
|
1
|
3
|
Mushola
|
1
|
4
|
LAB Komputer
|
1
|
5
|
Perpustakaan
|
1
|
6
|
Lapangan Voly
|
1
|
7
|
Taman
Sekolah
|
1
|
8
|
Kantin
|
1
|
9
|
Lapangan Futsal
|
1
|
10
|
Ruang OSIS
|
1
|
11
|
Ruang Ke-Pramukaan
|
1
|
B. Pembahasan
a. Siklus I
Tindakan siklus I ini dilaksanakan
pada hari senin tanggal 06 September 2010, bertempat diruang kelas VIII SMP
Islam Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang. Dalam
siklus I ini terbagi dalam beberapa tahap yang harus dilaksanakan untuk
mengetahui hasil dari penelitian, yaitu terdiri dari:
1.
Tahap Perencanaan
- Menyiapkan kelas tempat penelitian
- Membuat rencana pengajaran
- Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborasi
- Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
- Menyiapkan lembar observasi untuk informan dan key informan, pedoman wawancara, catatan lapangan serta keperluan lainnya.
- Menyiapkan soal post tes untuk akhir siklus I
- Menyiapkan peralatan dan dokumentasi yang diperlukan
2.Tahap
Pelaksanaan
·
Menyiapkan langkah-langkah
yang akan digunakan pada proses belajar mengajar melalui metode inquiry
·
Siswa mempelajari materi
tentang pelaksanaan demokrasi yang meliputi: pengertian demokrasi dan hakikat
demokrasi
·
Guru membimbing siswa untuk
mempelajari materi tersebut di atas dengan menggunakan metode inquiry
(menemukan)
·
Mengerjakan soal-soal yang
sudah dipersiapkan oleh guru berupa soal post tes
·
Penilaian hasil post tes
yang telah diberikan pada siklus I
·
Mewancarai informan dan key
informan
·
Pengambilan dokumentasi
3.
Tahap Observasi
Dalam
tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanan observasi yang terdiri dari
observasi terhadap informan dan key informan, serta mencatat semua hal yang
terjadi selama proses belajar mengajar pada kegiatan belajar mengajar siklus I.
4.
Refleksi
Dari
hasil penelitian peneliti dan guru kolaborasi pada siklus I tentang hasil
observasi dan wawancara siswa ternyata, pada siklus I ini hasil belajar siswa
belum mengalami peningkatan, bahkan nilai hasil belajar siswa masih banyak yang
di bawah KKM yaitu sebesar 19 Siswa,
maka berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti perlu melanjutkan penelitian
ke siklus berikutnya, yaitu siklus II.
b. Siklus II
Tindakan
siklus II ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 Oktober 2010, bertempat
diruang kelas VIII SMP Islam Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang. Dalam siklus II ini terbagi dalam beberapa
tahap yang harus dilaksanakan untuk mengetahui hasil dari penelitian, yaitu
terdiri dari:
1.
Tahap Perencanaan
- Menyiapkan kelas tempat penelitian
- Membuat rencana pengajaran
- Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborasi
- Menyiapkan materi ajar untuk pertemuan pada siklus II
- Menyiapkan lembar observasi untuk informan dan key informan, pedoman wawancara, catatan lapangan serta keperluan lainnya
- Menyiapan soal untuk diskusi kelompok
- Menyiapkan nama-nama kelompok yang akan digunakan dalam diskusi kelompok
- Menyiapkan peralatan dan dokumentasi yang diperlukan
2.
Tahap Pelaksanaan
·
Menyiapkan langkah-langkah
yang akan digunakan pada proses belajar mengajar melalui metode inquiry
·
Siswa mempelajari materi
pelaksanaan demokrasi yang meliputi pengertian demokrasi dan hakikat demokrasi
·
Guru membimbing siswa untuk
mempelajari materi tersebut di atas dengan menggunakan metode inquiry (menemukan)
·
Melaksanakan diskusi
kelompok dengan materi yang sudah dipersiapkan oleh guru
·
Penilaian hasil diskusi
kelompok yang telah diberikan pada siklus II
·
Mewancarai informan dan key
informan
·
Pengambilan dokumentasi
3.
Tahap Observasi
Dalam
tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan observasi yang terdiri dari
observasi terhadap informan dan key informan, serta mencatat semua hal yang
terjadi selama proses belajar mengajar pada kegiatan belajar mengajar siklus
II.
4.
Refleksi
Dari
hasil penelitian peneliti dan guru kolaborasi pada siklus II tentang hasil
observasi dan wawancara siswa ternyata, pada siklus II ini hasil belajar siswa sudah mengalami
peningkatan, tetapi masih ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah KKM
yaitu sebanyak 8 siswa, maka berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti perlu
melanjutkan penelitian ke siklus berikutnya yaitu siklus III.
c. Siklus III
Tindakan
siklus III ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 01 Nopember 2010, bertempat
diruang kelas VIII SMP Islam Asmaniyah Kelapa Dua Tangerang. Dalam siklus III ini terbagi dalam beberapa
tahap yang harus dilaksanakan untuk mengetahui hasil dari penelitian, yaitu
terdiri dari:
1. Tahap Perencanaan:
·
Menyiapkan kelas tempat
penelitian
·
Membuat rencana pengajaran
·
Mendiskusikan RPP dengan
guru kolaborasi
·
Menyiapkan materi ajar
untuk pertemuan pada siklus III
·
Menyiapkan lembar observasi
untuk informan dan key informan, pedoman wawancara, catatan lapangan serta
keperluan lainnya
·
Menyiapkan soal untuk
diskusi kelompok dan soal post tes
·
Menyiapkan nama-nama kelompok yang akan
digunakan dalam diskusi kelompok
·
Menyiapkan peralatan dan
dokumentasi yang diperlukan
2.
Tahap Pelaksanaan
·
Menyiapkan langkah-langkah
yang akan digunakan pada proses belajar mengajar melalui metode inquiry
·
Siswa mempelajari materi
pelaksanaan demokrasi yang meliputi pengertian demokrasi dan hakikat demokrasi
·
Guru membimbing siswa untuk
mempelajari materi tersebut di atas dengan menggunakan metode inquiry (menemukan)
·
Melaksanakan diskusi
kelompok dengan materi yang sudah dipersiapkan oleh guru serta mengerjakan soal
post tes
·
Penilaian hasil diskusi
kelompok dan hasil post tes yang telah diberikan pada siklus III
·
Mewancarai informan dan key
informan
·
Pengambilan dokumentasi
3.
Tahap Observasi
Dalam
tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan observasi yang terdiri dari
observasi terhadap informan dan key informan, serta mencatat semua hal yang
terjadi selama proses belajar mengajar pada kegiatan belajar mengajar siklus
III.
4. Refleksi
Dari
hasil penelitian peneliti dan guru kolaborasi pada siklus III tentang hasil
observasi dan wawancara siswa ternyata, pada siklus III ini hasil belajar siswa sudah mengalami
peningkatan semua dimana hasil belajar siswa nilainya semua sudah di atas KKM,
maka berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti sudah menghentikan dan
mengakhiri penelitian pada siklus III ini.
C. Temuan
Penelitian
Berdasarkan
kegiatan belajar mengajar pada siklus I, II, dan III maka, peneliti dapat
menemukan berbagai macam cara untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada
setiap siklus, yaitu dengan jalan:
1.
Siklus I, dengan cara mengambil
nilai post tes setiap siswa pada akhir proses belajar mengajar pada siklus I
serta melakukan observasi dan wawancara pada informan dan key informan dan
ternyata hasilnya belum memuaskan.
2.
Siklus II, dengan cara mengambil
nilai dari hasil diskusi kelompok dan ternyata hasilnya ada peningkatan, walaupun
masih ada beberapa siswa yang hasil nilainya masih di bawah KKM.
3.
Siklus III, dengan cara mengambil
nilai gabungan dari hasil nilai diskusi kelompok dan hasil nilai post tes dan
ternyata hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan semua, bahkan nilai
hasil belajar siswa semua sudah di atas KKM.
Dari hasil belajar pada siklus I, II, dan III maka,
peneliti menemukan cara yang lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa
yaitu dengan cara diskusi
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pendidikan
merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia, maka dalam
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran PKn peneliti berusaha keras
bersama guru kolaborasi untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa khususnya
kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dengan cara
menggunakan metode inquiry (menemukan).
Hasil
belajar yang dipakai adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program RPP dengan kriteria yang telah
ditetapkan, yaitu berupa nilai post tes, diskusi kelompok dan nilai gabungan
antara post tes dengan diskusi kelompok.
Adapun
desain penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan siklus. pelaksanaan
siklus terdiri dari 3 siklus yaitu, siklus I, siklus II dan siklus III.
Ternyata setelah dilaksanakan penelitian disetiap siklus hasil belajarnya
berbeda-beda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Siklus I
|
- Siklus II
Pada
siklus II ternyata hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan yang lumayan
tetapi masih ada siswa yang nilainya masih di bawah KKM yaitu sekitar 8 siswa,
maka guru peneliti perlu melanjutkan penelitiannya pada siklus berikutnya, yaitu
siklus III.
- Siklus III
Hasil
Belajar siklus III ternyata semua siswa sudah mengalami peningkatan dan sudah
mencapai nilai di atas KKM, maka peneliti menghentikan penelitiannya pada
siklus III ini.
Dari
ketiga siklus di atas ternyata "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada
Konsep Pelaksanaan Demokrasi Dengan Menggunakan Metode Inquiry" sudah
dapat berhasil pada pelaksanaan di siklus III, yaitu dengan cara pengambilan nilai gabungan dari nilai post tes
dan nilai dari diskusi kelompok.
Dari
tindakan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, maka dapat mempunyai dampak
yang sangat positif sekali bagi siswa, peneliti, guru, SMP Islam Al-Asmaniyah
dan bagi STKIP Kusuma Negara.
Dampak
positif tersebut diantaranya dapat mempengaruhi berbagai pihak yang
berpengaruh, yaitu:
1) Bagi siswa, terutama
di kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang semangat
belajar siswa semakin bertambah, karena siswa dapat menemukan sendiri jawaban
terhadap suatu pertanyaan dan masalah yang ada pada materi PKn.
2) Bagi guru peneliti,
dapat memberikan masukan untuk dapat meningkatkan cara mengajar yang lebih baik
dan mudah dipahami oleh siswa, serta dapat memberikan dorongan semangat
motivasi belajar kepada siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat
dengan baik.
3) Bagi SMP Islam
Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, dapat dijadikan masukan untuk
mengadakan revisi dalam penggunaan metode-metode dalam kegiatan belajar
mengajar dengan baik dan menyenangkan bagi siswa.
4) Bagi STKIP Kusuma
Negara, hasil penelitian dapat dijadikan indikator dalam memajukan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
B. Implikasi
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, ternyata metode inquiry telah mampu
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penggunaan metode
inquiry dalam proses belajar mengajar tidak boleh dilupakan, agar siswa dapat
mudah memahami secara baik dan menyenangkan dalam mempelajari materi yang dipelajarinya.
C. Saran-saran
Dengan selesainya penelitian dan berlandaskan kepada
penarik kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan, maka penulis menyampaikan
saran-saran demi perbaikan penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua kabupaten Tangerang khususnya dan di Sekolah
Menengah Pertama yang lain pada umumnya.
Saran juga disampaikan demi perbaikan-perbaikan dalam
pelaksanaan penelitian pada waktu yang akan datang, bagi para peneliti lain
yang berminat meneliti objek yang sama
dengan yang penulis teliti. Dengan harapan penelitian pada masa yang akan
datang akan lebih baik dan meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya,
saran-saran tersebut antara lain:
a)
Seorang guru
dalam proses belajar mengajar hendaknya dapat menggunakan metode yang sesuai
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
b)
Selain
menggunakan metode yang sesuai, seorang guru hendaknya juga menggunakan media
pengajaran yang sesuai, sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak
membosankan.
c)
Seorang guru
harus dapat memberikan bantuan dengan tepat pada saat siswa berada dalam
kesulitan belajar.
d)
Saran terakhir
diberikan kepada para mahasiswa yang berminat meneliti tentang upaya
meningkatkan hasil belajar PKn prestasi belajar siswa. Penulis menyarankan agar
dapat meneliti tentang variabel lain
yang mempengaruhinya. Hal tersebut penting sehingga pada suatu saat faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapat dijelaskan dengan baik.
Sehingga pada akhirnya untuk meningkatkan prestasi belajar dapat digunakan
metode yang tepat dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur, Psikologi
Umum Dalam Lintasan Sejarah, Bandung: Pustaka Setia, 2003
Ametenbun. 1981 Managemen
Kelas Penuntun Guru Dan Calon Guru. Bandung:
IKIP Bandung.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dr. H. Gunawan Undang, Drs.,
M.Si. Teknik Penelitian Tindakan Kelas. sayagatama.
DR. H. Syaiful Sagala M. Pd.
Konsep Dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.
Dr. Iskandar, M.Pd. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Dr. Sri Rahayu Pudjiastuti. Metode Penelitian Pendidikan
(STKIP PRESS. 2007)
Drs Mardalis. Metode
Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. (Bumi Aksara. Jakarta: 2006.
Dra, Hj. Sri Awan Asri. M.Pd. Yuliawati S.Pd. Belajar Dan Pembelajaran.
Jakarta: STKIP Kusuma Negara 2007.
EP Hutabarat. Cara
Belajar (Jakarta BPK. Gunung Mulia. 1989)
Kemmis&Mc Taggart. The
Action Research Planner. (Deakin University. 1990)
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi
Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana 1991. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Poerwadarminta. 1997. Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai
Pustaka.
Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-TeoriBelajar.
Jakarta:
Erlangga.
Sudirman, dkk, Interaksi
Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raju Grafindo Persada
S. Nasution. 1994. Didaktik
Asas-Asas Mengajar. Bandung:
Bumi Aksara.
UUSPN Bab: 3 Th. 2003
Warsito. 1998. Pengaruh
Metode Penugasan Dan Gaya
Belajar Terhadap Hasil Belajar Kalkulus I. Tesis. Jakarta:
PPS IKIP Jakarta.
Pendekatan Konstektual. Departemen Pendidikan Nasional. 2003
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi Untuk SMP. Jakarta: Bp Dharma Bhakti.
2006.
Oleh:
ARMAT
Program Studi PPKn
NIM : 20078200266
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) KUSUMA NEGARA JAKARTA
2010
SKRIPSI BAGUS DAN GRATIS SEMOGA AMALMU MENDAPAT BALASAN YANG LEBIH BAIK
BalasHapus